PENGEMBANGAN
SISTEM KOMPUTERISASI
MATA
PELAJARAN PENGANTAR APLIKASI KOMPUTER
Oleh
:
1. Fitriani Yulianti 140210048
2. Siskasari 140210078
3. Susilawati 140210011
Semester/ Kelas : 2 AKT D3/ Karyawan
PEMERINTAH
KOTA BOGOR
DINAS
PENDIDIKAN
SEKOLAH
TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) KESATUAN BOGOR
JALAN
RANGGAGADING NO. 1, TELEPON 0251-8381112 BOGOR 16123
TAHUN
2014/2015
KATA
PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur
senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang masih memberikan
nafas kehidupan, sehingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan makalah dengan
judul “Pengembangan Sistem Komputerisasi” dengan tepat waktu. Tidak lupa
shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang merupakan
inspirator terbesar dalam segala keteladanannya. Tidak lupa penulis sampaikan
terima kasih kepada dosen mata kuliah
Pengantar Aplikasi Komputer yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam
pembuatan makalah ini, serta orang tua
yang selalu mendukung kelancaran tugas kami.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah
satu tugas kelompok mata kuliah Pengantar Aplikasi Komputer dan dipresentasikan
dalam pembelajaran di kelas.
Atas segala
keterbatasan pemikiran dan kemampuan dalam pembuatan makalah ini. Kami mohon
maaf karena banyak sekali kekurangan, baik dalam penggunaan kata-kata yang
tidak ada pada tempatnya maupun dalam penyusunan makalah ini jauh dari
kesempurnaan.
Dengan segala kerendahan hati,
saran-saran dan kritik yang konstruktif sangat penulis harapkan dari para
pembaca guna peningkatan pembuatan makalah pada tugas yang lain dan pada waktu
mendatang.
Bogor,
12 Maret 2015
Penulis
DAFTAR
ISI
HAL
KATA
PENGANTAR ...................................................................................................... i
DAFTAR
ISI
......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 1
1.1
Latar Belakang Masalah.......................................................................... 1
1.2
Rumusan Masalah.................................................................................... 1
1.
3 Manfaat Penulisan.................................................................................. 2
BAB
II PEMBAHASAN .................................................................................................. 3
2.1
Pengertian Pengembangan Sistem........................................................... 3
2.2
Prinsip Pengembangan Sistem Informasi................................................. 4
2.3
Siklus Hidup Pengembangan Sistem Infofrmasi..................................... 4
2.4
Alat-alat Perancangan............................................................................ 11
2.5
Fase Implementasi Sistem dan Pemeliharaan Sistem............................. 12
2.6
Pendekatan Pengembangan Sistem....................................................... 12
1.
Pendekatan Klasik............................................................................. 13
2.
Pendekatan Terstruktur..................................................................... 14
3.
Pendekatan dari Bawah ke Atas....................................................... 15
4.
Pendekatan dari Atas ke Bawah....................................................... 15
2.7
Metodologi Pengembangan Sistem....................................................... 16
1. Functional Decomposition
Methodologies....................................... 16
2. Data Oriented Methodologies........................................................... 16
a)
Data Flow Oriented Methodologies............................................. 16
b)
Data Structure Oriented Methodologies...................................... 17
3. Prescriptive Methodologies............................................................... 17
ii
2.8
Teknik Pengembangan Sistem............................................................... 18
a) Teknik
Manajemen Proyek............................................................ 18
b)
Teknik untuk Menemukan Fakta................................................... 18
c)
Teknik Analisis/ Biaya................................................................... 18
d)
Teknik untuk Menjalankan Rapat.................................................. 19
e)
Teknik Inspeksi/ Walkthrough....................................................... 19
2.9 Sejarah Perkembangan Sistem
Komputer............................................... 20
A.
Generasi Pertama........................................................................... 20
B. Generasi
Kedua ............................................................................ 21
C. Generasi
Ketiga ............................................................................ 21
D. Generasi
Keempat ......................................................................... 22
E. Generasi
Kelima............................................................................. 23
BAB III PENUTUP
....................................................................................................... 24
3.1
Kesimpulan............................................................................................ 24
3.2 Saran...................................................................................................... 25
DAFTAR
PUSTAKA..................................................................................................... 26
iii
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang Masalah
Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari
prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk
melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu. Pendekatan
sistem yang lebih menekankan pada elemen atau komponennya mendefiniskan sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi
untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Kedua kelompok definisi tersebut adalah benar
dan tidak bertentangan, yang berbeda adalah cara pendekatannya. Pendekatan
sistem yang merupakan kumpulan elemen-elemen atau komponen-komponen atau
subsistem-subsistem merupakan definisi yang lebih luas.
Sistem informasi adalah suatu sinergi antara
data, mesin pengolah data (yang biasanya meliputi komputer, program aplikasi
dan jaringan) dan manusia untuk menghasilkan informasi. Jadi sistem informasi
bukan hanya aplikasi perangkat lunak. Sistem Informasi ada pada hampir setiap
perusahaan atau instansi untuk mendukung kegiatan bisnis mereka sehari-hari.
Biasanya porsi pengerjaan pengembangan sistem informasi diserahkan kepada orang-orang
yang bekerja di bidang teknologi informasi.
Perancangan
sistem informasi merupakan pemgembangan sistem baru dari sistem lama yang ada,
di mana masalah-masalah terjadi pada sistem lama diharapkan sudah teratasi pada
sistem yang baru.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang diatas, kita dapat mengidentifikasi rumusan permasalahan yang
akan dibahas dan disajikan dalam laporan ini. Adapun rumusan permasalahannya
adalah sebagai berikut.
1. Apakah itu pengembangan
sistem ?
2. Apa sajakah siklus
pengembangan sistem ?
3. Mengapa perlu pengembangan
sistem ?
1.3 Manfaat Penulisan
Makalah
ini diharapkan dapat berguna bagi semua pihak, yaitu:
1.
Bagi Penulis
Sebagai
sarana untuk memperoleh pengalaman dan pemahaman yang lebih mendalam, khususnya
mengenai pengembangan sistem komputerisasi.
2.
Bagi Pembaca
Semoga
hasil penelitian ini, dapat dijadikan bahan untuk menambah wawasan dan
pengetahuan tentang pengembangan sistem komputerisasi. Dan sebagai bahan acuan
untuk penelitian lebih lanjut.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian
Pengembangan Sistem Informasi
Pengembangan
sistem merupakan penyusunan suatu sistem yang baru untuk menggantikan sistem
yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang telah ada. Sistem
lama yang perlu diperbaiki atau diganti disebabkan karena beberapa hal :
1. Adanya
permasalahan-permasalahan yang timbul di sistem yang lama. Permasalahan yang
timbul dapat berupa :
· Ketidakberesan
sistem yang lama : ketidakberesan dalam sistem yang lama menyebabkan sistem
yang lama tidak dapat beroperasi sesuai dengan yang diharapkan.
· Pertumbuhan
organisasi : kebutuhan informasi yang semakin luas, volume pengolahan data
semakin meningkat, perubahan prinsip akuntansi yang baru, menyebabkan harus
disusunnya sistem yang baru, karena sistem yang lama tidak efektif lagi dan
tidak dapat memenuhi semua kebutuhan informasi yang dibutuhkan manajemen.
2. Untuk
meraih kesempatan-kesempatan dalam keadaan persaingan pasar yang ketat,
kecepatan informasi atau efisiensi waktu sangat menentukan berhasil atau
tidaknya strategi dan rencana-rencana yang telah disusun untuk meraih
kesempatan dan peluang pasar, sehingga teknologi informasi perlu digunakan
untuk meningkatkan penyediaan informasi agar dapat mendukung proses pengambilan
keputusan yang dilakukan oleh manajemen.
3.
Adanya instruksi dari pimpinan atau adanya
peraturan pemerintah
Penyusunan sistem yang baru dapat juga terjadi karena adanya instruksi dari pimpinan atau dari luar organisasi, seperti misalnya peraturan pemerintah.
Penyusunan sistem yang baru dapat juga terjadi karena adanya instruksi dari pimpinan atau dari luar organisasi, seperti misalnya peraturan pemerintah.
Pada pelaksanaan pengembangan, ada beberapa parameter yang menjadi
acuan dalam pengembangan sistem informasi yaitu:
1. Kekuatan (Strenghts)
Kekuatan adalah sumber
daya, keterampilan, atau keungulan-keungulan lain yang berhubungan dengan para
pesaing perusahaan dan kebutuhan pasar yang dapat dilayani oleh perusahaan yang
diharapkan dapat dilayani. Kekuatan adalah kompetisi khusus yang memberikan
keunggulan kompetitif bagi perusahaan di pasar.
2. Kelemahan
(Weakness)
Kelemahan adalah
keterbatasan atau kekurangan dalam sumber daya, keterampilan, dan kapabilitas
yang secara efektif menghambat kinerja perusahaan. Keterbatasan tersebut daoat
berupa fasilitas, sumber daya keuangan,kemampuan manajemen dan keterampilan
pemasaran dapat meruoakan sumber dari kelemahan perusahaan.
3. Peluang (Opportunities)
Peluang adalah situasi
penting yang mengguntungkan dalam lingkungan perusahaan. Kecendrungan –
kecendrungan penting merupakan salah satu sumber peluang, seperti perubahaan
teknologi dan meningkatnya hubungan antara perusahaan dengan pembeli atau
pemasokk merupakan gambaran peluang bagi perusahaan.
4. Ancaman (Threats)
Ancaman
adalah situasi penting yang tidak menguntungan dalam lingkungan perusahaan.
Ancaman merupakan pengganggu utama bagi posisi sekarang atau yang diinginkan
perusahaan. Adanya peraturan-peraturan pemerintah yang baru atau yang direvisi
dapat merupakan ancaman bagi kesuksesan perusahaan.
2.2
Sejarah
Pengembangan Sistem Informasi
Perkembangan
peradaban manusia diiringi dengan perkembangan cara penyampaian informasi (yang
selanjutnya dikenal dengan istilah Teknologi Informasi). Mulai dari
gambar-gambar yang tak bermakna di dinding-dinding gua, peletakkan tonggak
sejarah dalam bentuk prasasti sampai diperkenalkannya dunia arus informasi yang
kemudian dikenal dengan nama INTERNET. Informasi yang disampaikan pun berkembang.
Dari sekedar menggambarkan keadaan sampai taktik bertempur.
1.
Masa Pra-Sejarah (…s/d 3000 SM)
Pada awalnya Teknologi Informasi yang
dikembangkan manusia pada masa ini berfungsi sebagai sistem untuk pengenalan
bentuk-bentuk yang mereka kenal, mereka menggambarkan informasi yang mereka
dapatkan pada dinding-dinding gua, tentang berburu dan binatang buruannya. Pada
masa ini mereka mulai melakukan pengidentifikasian benda-benda yang ada
disekitar lingkungan mereka tinggal dan mewakilinya dengan bentuk-bentuk yang
kemudian mereka lukis pada dinding gua tempat mereka tinggal, karena kemampuan
mereka dalam berbahasa hanya berkisar pada bentuk suara dengusan dan isyarat
tangan sebagai bentuk awal komunikasi mereka pada masa ini.
Perkembangan selanjutnya adalah
diciptakan dan digunakannya alat-alat yang menghasilkan bunyi dan isyarat,
seperti gendang, terompet yang terbuat dari tanduk binatang, isyarat asap
sebagai alat pemberi peringatan terhadap bahaya.
2.
Masa Sejarah (3000 SM s/d 1400-an M)
Pada masa ini Teknologi Informasi belum
menjadi teknologi masal seperti yang kita kenal sekarang ini, teknologi
informasi masih digunakan oleh kalangan-kalangan terbatas saja, digunakan pada
saat-saat khusus, dan mahal.
A. 3000 SM
Untuk yang pertama kali tulisan digunakan
oleh bangsa sumeria dengan menggunakan simbol-simbol yang dibentuk dari
pictograf sebagai huruf. Simbol atau huruf-huruf ini juga mempunyai bentuk
bunyi yang berbeda(penyebutan), sehingga mampu menjadi kata, kalimat dan
bahasa.
B. 2900 SM
Penggunakan Huruf Hierogliph pada bangsa
Mesir Kuno. Hierogliph merupakan bahasa simbol dimana setiap ungkapan di wakili
oleh simbol yang berbeda, yang ketifka digabungkan menjadi satu akan mempunyai
cara pengucapan dan arti yang berbeda, bentuk tulisan dan bahasa hierogliph ini
lebih maju dibandingkan dengan tulisan bangsa Sumeria.
C. 500 SM
Serat Papyrus digunakan sebagai kertas. Kertas
yang terbuat dari serat pohon papyrus yang tumbuh disekitar sungai nil ini
menjadi media menulis/media informasi yang lebih kuat dan fleksibel
dibandingkan dengan lempengan tanah liat yang sebelumnya digunakan sebagai
media informasi.
D. 105 M
Bangsa Cina menemukan Kertas. Kertas
yang ditemukan oleh bangsa Cina pada masa ini adalah kertas yang kita kenal
sekarang, kertas ini dibuat dari serat bambu yang dihaluskan, disaring, dicuci
kemudian diratakan dan dikeringkan, penemuan ini juga memungkinkan sistem
pencetakan yang dilakukan dengan menggunakan blok kayu yang ditoreh dan
dilumuri oleh tinta atau yang kita kenal sekarang dengan sistem Cap.
3.
Masa Modern ( 1400-an M s/d sekarang )
A.
Tahun 1455
Mesin Cetak yang menggunakan plat huruf
yang tebuat dari besi yang bisa diganti-ganti dalam bingkai yang tebuat dari
kayu dikembangkan untuk yang pertama kalinya oleh Johann Gutenberg.
B.
Tahun 1830
Augusta Lady Byron Menulis program
komputer yang pertama didunia berkerjasama dengan Charles Babbage menggunakan
mesin Analytical-nya. Yang didesain mampu memasukan data, mengolah data dan
menghasilkan bentuk keluaran dalam sebuah kartu. Mesin ini dikenal sebagai
bentuk komputer digital yang pertama walaupun cara kerjanya lebih bersifat
mekanis daripada bersifat digital, 94 tahun sebelum komputer digital pertama
ENIAC I dibentuk.
C.
Tahun 1837
Samuel Morse mengembangkan Telegraph dan
bahasa kode Morse bersama Sir William Cook dan Sir Charles Wheatstone yang
dikirim secara elektronik antara 2 tempat yang berjauhan melalui kabel yang
menghubungkan kedua tempat tersebut. Pengiriman dan Penerimaan Informasi ini
mampu dikirim dan diterima pada saat yang hampir bersamaan waktunya. Penemuan
ini memungkinkan informasi dapat diterima dan dipergunakan secara luas oleh
masyarakat tanpa dirintangi oleh jarak dan waktu.
D.
Tahun 1861
Gambar bergerak yang peroyeksikan
kedalam sebuah layar pertama kali di gunakan sebagai cikal bakal film sekarang.
E.
Tahun 1876
Melvyl Dewey mengembangkan sitem
penulisan Desimal.
F.
Tahun 1877
a.
Alexander Graham Bell menciptakan dan mengembangkan Telepon yang dipergunakan
pertama kali secara umum.
b.
Fotografi dengan kecepatan tinggi ditemukan oleh Edweard Maybridge.
G.
Tahun 1899
Dipergunakan sistem penyimpanan dalam
Tape (pita) Magnetis yang pertama.
H.
Tahun 1923
Zvorkyn menciptakan tabung TV yang
pertama.
I.
Tahun 1940
Dimulainya pengembangan Ilmu Pengetahuan
dalam bidang Informasi pada masa Perang Dunia 2 yang dipergunakan untuk
kepentingan pengiriman dan penerimaan dokumen-dokumen militer yang disimpan
dalam bentuk magnetic tape.
J.
Tahun 1945
Vannevar Bush mengembangkan sistem
pengkodean menggunakan Hypertext.
K.
Tahun 1946
Komputer digital pertama didunia ENIAC I
dikembangkan.
L.
Tahun 1948
Para peneliti di Bell Telephone
mengembangkan Transistor.
M.
Tahun 1957
-
Jean Hoerni mengembangkan transistor Planar. Teknologi ini memungkinkan
pengembangan jutaan bahkan milyaran transistor dimasukan kedalam sebuah keping
kecil kristal silikon.
-
USSR (Rusia pada saat itu) meluncurkan sputnik sebagai satelit bumi buatan yang
pertama yang bertugas sebagai mata-mata. Sebagai balasannya Amerika membentuk
Advance Research Projects Agency (ARPA) dibawah kewenangan Departemen
Pertahanan Amerika untuk mengembangkan ilmu Pengetahuan dan Teknologi Informasi
dalam bidang Militer.
N.
Tahun 1962
Rand Paul Barand, dari perusahaan RAND,
ditugaskan untuk mengembangkan suatu sistem jaringan desentralisasi yang mampu
mengendalikan sistem pemboman dan peluncuran peluru kendali dalam perang
Nuklir.
O.
Tahun 1969
Sistem jaringan yang pertama dibentuk
dengan menghubungkan 4 nodes (titik), antara University of California, SRI
(Stanford), University California of Santa Barbara, dan University of
Utah.dengan kekuatan 50Kbps.
P.
Tahun 1972
Ray Tomlinson menciptakan program e-mail
yang pertama
Q.
Tahun 1973 – 1990
Istilah INTERNET diperkenalkan dalam
sebuah paper mengenai TCP/IP kemudian dilakukan pengembangan sebuah protokol
jaringan yang kemudian difkenal dengan nama TCP/IP yang dikembangkan oleh grup
dari DARPA, 1981 National Science Foundation mengembangkan Backbone yang
disebut CSNET dengan kapasitas 56 Kbps untuk setiap institusi dalam
pemerintahan. kemudian pada tahun 1986 IETF mengembangkan sebuah Server yang
berfungsi sebagai alat koordinasi diantara; DARPA, ARPANET, DDN dan Internet
Gateway.
R. Tahun 1991- Sekarang
Sistem bisnis dalam bidang IT pertama
kali terjadi ketika CERN dalam menanggulangi biaya operasionalnya memungut
bayaran dari para anggotanya. Tahun 1992, pembentukan komunitas Internet, dan
diperkenalkannya istilah World Wide Web oleh CERN. Tahun 1993, NSF membentuk
InterNIC untuk menyediakan jasa pelayanan Internet menyangkut direktori dan
penyimpanan data serta database (oleh AT&T), Jasa Registrasi (oleh Network
Solution Inc,), dan jasa Informasi (oleh General Atomics/CERFnet). Tahun 1994,
pertumbuhan Internet melaju dengan sangat cepat dan mulai merambah kedalam
segala segi kehidupan manusia dan menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan
dari manusia. Tahun 1995, Perusahaan umum mulai diperkenankan menjadi provider
dengan membeli jaringan di Backbone, langkah ini memulai pengembangan Teknologi
Informasi khususnya Internet dan penelitian-penelitian untuk mengembangkan
sistem dan alat yang lebih canggih.
2.3
Tujuan
Pengembangan Sistem Informasi
- Memecahkan
permasalahan-permasalahan
- Meraih
kesempatan-kesempatan
- Memenuhi
instruksi yang diberikan
2.4
Faktor
Penentu Keberhasilan Pengembangan Sistem Informasi
Berikut
ini beberapa faktor penentu keberhasilan pengembangan sistem informasi.
1. Melibatkan para pengguna (User),
pengguna disini adalah semua orang yang terlibat dalam pengembangan, entah itu
pihak eksternal (pengembang) atau internal (perusahaan) seperti, pengguna,
analis, perancang, programmer, pembangun, manajer, pemilik dll.
2. Menggunakan pendekatan pemecahan
masalah. Ada dua metode pendekatan pemecahan masalah yaitu Pemecahan Masalah
Terstruktur dan Pemecahan Masalah Tak Terstruktur.
3. Membentuk fase dan aktivitas.
4. Mendokumentasikan selama proses
pengembangan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan
(kelemahan) sebuah sistem yang sedang dikembangkan.
5. Membentuk standar. Sistem yang
baik adalah sistem yang terintegrasi dengan IT, tentunya terdapat standar yang
menjadi tolok ukur untuk sebuah sistem yang ideal dan dapat bersaing. Biasanya
para analis membuat standar yang umum yang mencirikan sistem yang dinamis dan
maju misal penggunaan teknologi database, software dan sebagainya.
6. Mengelola proses dan proyek.
Konsisten dalam mengerjakan proyek-proyek, tugas inti daripada manajemen proyek
yang memastikan semuanya berjalan sesuai rencana dan semestinya.
7. Menentukan Sistem Informasi
sebagai investasi modal. Biaya untuk pengembangan suatu sistem informasi
tidaklah murah, oleh karena itu sudut pandang seorang manajer atau pengembang
harus diubah bahwa biaya mahal tersebut merupakan investasi modal yang nantinya
akan berimbas positif terhadap perusahaan terutama dari segi efisiensi kegiatan
dan proses bisnis. Dan tentu saja dari situ pula dapat meninggikan grafik
pendapatan (profit) perusahaan tersebut.
8. Tidak takut terhadap pembatalan atau merefisi lingkup.Selalu positif
thinking jika jatuh, bangkitlah kembali. Sebuah revisi atau bahkan pembatalan
sebuah rencana pengembangan adalah hal yang wajar dan suatu yang memang harus
dihadapi. Hal ini biasanya dikarenakan perusahaan pengembang kekurangan biaya
ditengah-tengah proses pengembangan atau mungkin juga bangkrut.
9. Melakukan pembagian yang jelas.
Setiap ahli harus pada bidangnya dan pada waktu yang tepat.
10. Mendesain untuk pertumbuhan dan perubahan. Sistem yang baik dimasa kini
dan akan datang haruslah Fleksibel, mudah menyesuaikan dengan perkembangan
zaman. Sehingga jika ingin dilakukan peningkatan, pengembangan hanya dilakukan
di beberapa aspek (tidak keseluruhan).
2.5
Tahapan
Pengembangan Sistem Informasi
1. Tahap Perencanan
Tahapan ini merupakan
tahapan dimana pengembang mendefinisikan perkiraan-perkiraan kebutuhan akan
sumber daya yang sifatnya masih umum seperti kebutuhan user, kebutuhan
infrastruktur dan lain-lain. Langkah-langkah dalam tahapan
perencanaan:
· Menyadari adanya masalah
· Mendefinisikan masalah
· Menentukan tujuan sistem
· Mengidentifikasikan kendala-kendala sistem
· Membuat studi kelayakan
· Mempersiapkan usulan penelitian sistem
· Menyetujui atau menolak penelitian sistem Menetapkan mekanisme pengendalian
2. Tahap Analisis
· Menyadari adanya masalah
· Mendefinisikan masalah
· Menentukan tujuan sistem
· Mengidentifikasikan kendala-kendala sistem
· Membuat studi kelayakan
· Mempersiapkan usulan penelitian sistem
· Menyetujui atau menolak penelitian sistem Menetapkan mekanisme pengendalian
2. Tahap Analisis
Tahap penelitian atas
sistem yang telah ada dengan tujuan untuk merancang sistem yang baru atau
diperbaharui. Informasi yang didapat dari proses sebelumnya yaitu tahap
perencanaan dikaji lebih dalam oleh seorang “Analis Sistem” atau System
Analist. Dari hasil kajiannya seorang analis tersebut akan menemukan beberapa
kelemahan sistem sehingga nantinya ia akan dapat mengusulkan suatu perbaikan
atau solusi. Kegiatan-kegiatan pada tahap Analisis:
a. Convention. Mendeteksi sistem, apabila sistem saat ini semakin berkurang manfaatnya (Memburuk).
a. Convention. Mendeteksi sistem, apabila sistem saat ini semakin berkurang manfaatnya (Memburuk).
b. Initial Investigation. Memeriksa sistem saat ini dengan penekanan pada daerah-daerah yang menimbulkan permasalahan.
c. Determination of Ideal System. Mendapatkan Konsensus (semacam kesepakatan/voting) dari komunitas pengguna sistem (para user) tentang sebuah sistem yang ideal (sistem yang diinginkan dari setiap user).
d. Generation of System Alternatives. Menggali (explore) perbedaan dari alternatif-alternatif sistem yang ada dalam mengurangi jarak (gap) antara sistem saat in idengan sistem idealnya.
e. Selection of Proper System. Membandingkan alternatif-alternatif sistem dengan menggunakan metodologi terstruktur, memilih alternatif sistem yang paling baik dan mengajukannya atau menjualnya kepada perusahaan.
3. Tahap Desain
Tahapan setelah analisis
sistem yang menentukan proses dan data yang diperlukan oleh sistem baru.
Tujuannya untuk memenuhi kebutuhan pemakai serta memberikan gambaran yang jelas
dan rancang bangun yang lengkap kepada pemrogram dan ahli teknik lain yang
terlibat dalam pengembangan sistem. Kegiatan yang
dilakukan pada tahap Desain:
a. Output Design. Mendesain tampilan-tampilan output dari suatu sistem, berkas atau form.
a. Output Design. Mendesain tampilan-tampilan output dari suatu sistem, berkas atau form.
b. Infput Design. Mendesain form/dokumen masukan untuk sistem.
c. File Design. Memberikan bentuk-bentuk file yang dibutuhkan dalam sistem informasi.
4. Tahap Penerapan
Tahap dimana desain
sistem yang sudah dibentuj sudah menjadi suatu kode yang siap untuk dioperasikan. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada tahap
Penerapan:
a. Programming and Testing. Mengkonversikan perancangan logikal kedalam kegiatan operasi coding dengan bahasa pemrograman tertentu dan mengetest program, memastikan semua fungsi/modul berjalan dengan lancar.
b. Training. Memimpin sebuah pelatihan dalam menggunakan sistem baru yang telah dikembangkan, juga termasuk persiapan lokasi dan tugas-tugas lain yang berhubungan dengan pelatihan seperti modul pembelajaran dan jadwal training.
c. Sistem Change Over. Merubah pemakaian sistem lama ke sistem baru, dari sistem informasi yang berhasil dibangun. Adapun beberapa metode konversis sistem diantaranya yaitu: (a) Konversi Paralel (b) Konversi Bertahap (c) Konversi Percontohan (d) Langsung/Change Over.
5. Tahap Perawatan
Tahap pemeliharaan
dilakukan setelah tahap implementasi. Sistem baru yang berjalan digunakan
sesuai dengan keperluan organisasi. Selama masa hidupnya, sistem secara
periodik akan ditinjau. Perubahan dilakukan jika muncul masalah atau jika
ternyata ada kebutuhan baru. Selanjutnya, organisasi akan menggunakan sistem
yang telah diperbaiki tersebut. Langkah-langkah pemeliharaan sistem terdiri
atas :
1. Penggunaan Sistem,
yaitu menggunakan sistem sesuai dengan fungsi tugasnya masing-masing untuk
operasi rutin atau sehari-hari.
2. Audit sistem,
yaitu melakukan penggunaan dan penelitian formal untuk menentukan seberapa baik
sistem baru dapat memenuhi criteria kinerja.
3. Penjagaan sistem,
yaitu melakukan pemantauan untuk pemeriksaan rutin sehingga sistem tetap
beroperasi dengan baik.
4. Perbaikan sistem,
yaitu melakukan perbaikan jika dalam operasi terjadi kesalahan (bug) dalam
program atau kelemahan rancangan yang tidak terdeteksi saat pengujian sistem.
5. Peningkatan sistem,
yaitu melakukan modifikasi terhadap sistem ketika terdapat potensi peningkatan
sistem setelah sistem berjalan beberapa waktu.
2.6
Prinsip
Pengembangan Sistem Informasi
Prinsip
pengembangan sistem :
1.
Sistem yang dikembangkan adalah untuk
manajemen.
2.
Sistem yang dikembangkan adalah investasi modal yang besar. Maka setiap investasi
modal harus mempertimbangkan 2 hal berikut ini :
-
Semua altenatif yang ada harus
diinvestigasikan
-
Investasi yang terbaik harus bernilai
3.
Sistem yang dikembangkan memerlukan
orang yang terdidik.
4.
Tahapan kerja dan tugas-tugas yang baru
dilakukan dalam proses pengembangan sistem.
5.
Proses pengembangan sistem tidak harus
urut.
6.
Jangan takut membatalkan proyek.
7.
Dokumentasi harus ada untuk pedoman
dalam pengembangan sistem.
2.7
Metode
Pengembangan Sistem Informasi
1. Metode
System Development Life Cycle (SDLC)
Model SDLC atau
Sekuensial Linier sering disebut juga Model Air Terjun. Model ini
mengusulkan sebuah pendekatan perkembangan perangkat lunak yang sistematik dan
sekunsial yang dimulai pada tingkat dan kemajuan sistem pada seluruh analisis,
desain, kode, pengujian, dan pemeliharaan.
Model ini
disusun bertingkat, setiap tahap dalam model ini dilakukan berurutan, satu
sebelum yang lainnya.Model ini biasanya digunakan
untuk membuat sebuah software dalam skala besar dan yang akan dipakai dalam
waktu yang lama. Sangat cocok untuk pengembangan sistem yang besar.
Tidak sesuai atau tidak terlalu disarankan untuk small scale project karena:
Resource intensive
Tidak fleksibel
Sulit untuk aplikasi dengan perubahan cara pengambilan
keputusan yang cepat
Tahapan-tahapan (SDLC):
a. Fase
Perencanaan Sistem (Planning)
Dalam
tahapan ini dibentuk suatu struktur kerja strategis yang luas dan
pandangan sistem informasi baru yang jelas yang akan memenuhi
kebutuhan-kebutuhan pemakai informasi. Proyek sistem dievaluasi dan
dipisahkan berdasarkan prioritasnya. Proyek dengan prioritas tertinggi akan
dipilih untuk pengembangan. Penyediaan sumber daya baru dan penyediaan dana
untuk pengembangan sistem. Rencana kerja yang matang juga disusun untuk
menjalankan tahapan-tahapan lainnya. Hasil dari tahapan ini adalah :
Langkah-langkah detail rencana kerja dan penugasan untuk anggota
tim.
b. Fase
Analisis Sistem (Analyst)
Dilakukan
proses penilaian, identifikasi dan evaluasi komponen dan hubungan timbal-balik
yang terkait dalam pengembangan system: definisi masalah, tujuan,
kebutuhan, prioritas dan kendala-kendala system,ditambah identifikasi biaya,
keuntungan dan estimasi jadwal untuk solusi yang berpotensi.
Fase
analisis sistem adalah fase profesional sistem melakukan kegiatan analisis
sistem.
Laporan
yang dihasilkan menyediakan suatu landasan untuk membentuk suatu tim proyek
sistem dan memulai fase analisis sistem.
Tim
proyek sistem memperoleh pengertian yang lebih jelas tentang alasan untuk
mengembangkan suatu sistem baru.
Ruang
lingkup analisis sistem ditentukan pada fase ini. Profesional sistem
mewawancarai calon pemakai dan bekerja dengan pemakai yang bersangkutan untuk
mencari penyelesaian masalah dan menentukan kebutuhan pemakai.
Beberapa
aspek sistem yang sedang dikembangkan mungkin tidak diketahui secara penuh pada
fase ini, jadi asumsi kritis dibuat untuk memungkinkan berlanjutnya siklus
hidup pengembangan sistem.
Pada
akhir fase analisis sistem, laporan analisis sistem disiapkan. Laporan ini
berisi penemuan-penemuan dan rekomendasi. Bila laporan ini disetujui,tim proyek
sistem siap untuk memulai fase perancangan sistem secara umum. Bila laporan
tidak disetujui, tim proyek sistem harus menjalankan analisis tambahan sampai
semua peserta setuju.
c. Fase
Perancangan Sistem (Design)
1. Fase
Perancangan Sistem Secara Umum
Dibentuk
alternatif-alternatif perancangan konseptual untuk pandangan pemakai.
Alternatif ini merupakan perluasan kebutuhan pemakai. Alternatif perancangan
konseptual memungkinkan manajer dan pemakai untuk memilih rancangan terbaik
yang cocok untuk kebutuhan mereka.
Pada
fase ini analis sistem mulai merancang proses dengan mengidentifikasikan
laporan-laporan dan output yang akan dihasilkan oleh sistem yang diusulkan. Data
masing-masing laporan ditentukan. Biasanya, perancang sistem membuat sketsa
form atau tampilan yang mereka harapkan bila sistem telah selesai dibentuk.
Sketsa ini dilakukan pada kertas atau pada tampilan komputer.
2. Fase
Perancangan Sistem secara Detail
Pada fase
ini semua komponen dirancang dan dijelaskan secara detail. Perencanaan
output (layout) dirancang untuk semua layar, form-form tertentu dan
laporan-laporan yang dicetak. Semua output direview dan disetujui oleh pemakai
dan didokumentasikan.
Berdasarkan
perancangan output dan input, proses-proses dirancang untuk mengubah input
menjadi output. Transaksi-transaksi dicatat dan dimasukkan secara online atau batch. Macam-macam
model dikembangkan untuk mengubah data menjadi informasi. Prosedur ditulis
untuk membimbing pemakai dan pesonel operasi agar dapat bekerja dengan sistem
yang sedang dikembangkan.
Database
dirancang untuk menyimpan dan mengakses data. Kendali-kendali yang dibutuhkan
untuk melindungi sistem baru dari macam-macam ancaman dan error ditentukan.
Pada akhir
fase ini, laporan rancangan sistem secara detail dihasilkan. Laporan ini
mungkin berisi beribu-ribu dokumen dengan semua spesifikasi
untuk masing-masing rancangan sistem yang terintegrasi menjadi satu
kesatuan. Laporan ini dapat juga dijadikan sebagai buku pedoman yang lengkap
untuk merancang, membuat kode dan menguji sistem; instalasi peralatan;
pelatihan; dan tugas-tugas implementasi lainnya.
d. Fase
Evaluasi dan Seleksi Sistem (Evaluation
and Selection)
Akhir fase
perancangan sistem secara umum menyediakan point utama untuk keputusan
investasi. Oleh sebab itu dalam fase evaluasi dan seleksi sistem ini nilai
kualitas sistem dan biaya/keuntungan dari laporan dengan proyek system dinilai
secara hati-hati dan diuraikan dalam laporan evaluasi dan seleksi sistem.
Jika tak
satupun altenatif perancangan konseptual yang dihasilkan pada fase perancangan
sistem secara umum terbukti dapat dibenarkan, maka semua altenatif akan
dibuang. Biasanya, beberapa alternatif harus terbukti dapat dibenarkan, dan
salah satunya dengan nilai tertinggi dipilih untuk pekerjaan akhir. Bila satu
alternatif perancangan sudah dipilih, maka akan dibuatkan rekomendasi untuk
sistem ini dan dibuatkan jadwal untuk perancangan detailnya.
e. Fase
Implementasi Sistem (Implementation)
Sistem
siap untuk dibuat dan diinstalasi.
Sejumlah
tugas harus dikoordinasi dan dilaksanakan untuk implementasi sistem baru.
laporan
implementasi yang dibuat pada fase ini ada dua bagian, yaitu:
1. Rencana
implementasi dalam bentuk Gantt Chart atau Program
and Evaluation Review Technique (PERT) Chart
2. Penjadwalan
proyek dan teknik manajemen. Bagian kedua adalah laporan yang menerangkan tugas
penting untuk melaksanakan implementasi sistem, seperti :
Pengembangan
perangkat lunak
Persiapan
lokasi peletakkan sistem
Instalasi
peralatan yang digunakan
Pengujian
Sistem
f. Fase Pemeliharaan Sistem (Maintenance)
Tahap pemeliharaan dilakukan setelah tahap
implementasi. Sistem baru yang berjalan digunakan sesuai dengan keperluan
organisasi. Selama masa hidupnya, sistem secara periodik akan ditinjau.
Perubahan dilakukan jika muncul masalah atau jika ternyata ada kebutuhan baru.
Selanjutnya, organisasi akan menggunakan sistem yang telah diperbaiki tersebut.
Langkah-langkah pemeliharaan sistem terdiri atas :
1. Penggunaan Sistem, yaitu menggunakan
sistem sesuai dengan fungsi tugasnya masing-masing untuk operasi rutin atau
sehari-hari.
2. Audit sistem, yaitu melakukan penggunaan
dan penelitian formal untuk menentukan seberapa baik sistem baru dapat memenuhi
criteria kinerja.
3. Penjagaan sistem, yaitu melakukan
pemantauan untuk pemeriksaan rutin sehingga sistem tetap beroperasi dengan
baik.
4. Perbaikan sistem, yaitu melakukan
perbaikan jika dalam operasi terjadi kesalahan (bug) dalam program atau
kelemahan rancangan yang tidak terdeteksi saat pengujian sistem.
5. Peningkatan sistem, yaitu melakukan
modifikasi terhadap sistem ketika terdapat potensi peningkatan sistem setelah
sistem berjalan beberapa waktu.
Kelebihan dan
Kekurangan Metode SDLC
1.Kelebihan :
Mudah diaplikasikan.
Memberikan template tentang metode analisis, desain,
pengkodean, pengujian, dan pemeliharaan.
2.Kekurangan :
Jarang
sekali proyek riil mengikuti aliran sekuensial yang dianjurkan model karena
model ini bisa melakukan itersi tidak langsung.
Pelanggan
sulit untuk menyatakan kebutuhan secara eksplisit sehingga sulit untuk
megakomodasi ketidakpastian pada saat awal proyek.
Pelanggan
harus bersikap sabar karena harus menunggu sampai akhir proyrk dilalui. Sebuah
kesalahan jika tidak diketahui dari awal akan menjadi masalah besar
karena harus mengulang dari awal.
Pengembang
sering malakukan penundaan yang tidak perlu karena anggota tim proyek harus
menunggu tim lain untuk melengkapi tugas karena memiliki ketergantungan hal ini
menyebabkan penggunaan waktu tidak efesien.
2.
Model Prototyping
Prototyping
adalah proses iterative dalam pengembangan sistem dimana requirement diubah ke
dalam sistem yang bekerja (working system) yang secara terus menerus diperbaiki
melalui kerjasama antara user dan analis. Prototype juga bisa dibangun melalui
beberapa tool pengembangan untuk menyederhanakan proses.
Tahapan-tahapan Model
Prototyping :
1.Pengumpulan Kebutuhan
Pelanggan
dan pengembang bersama-sama mendefinisikan format seluruh perangkat lunak,
mengidentifikasikan semua kebutuhan, dan garis besar sistem yang akan dibuat.
2.Membangun Prototyping
Membangun prototyping dengan membuat perancangan
sementara yang berfokus pada penyajian kepada pelanggan (misalnya dengan
membuat input dan format output).
3. Menggunakan Sistem
Evaluasi ini dilakukan oleh pelanggan apakah
prototyping yang sudah dibangun sudah sesuai dengan keinginann pelanggan.
4. Mengkodekan Sistem
Dalam tahap ini prototyping yang sudah di sepakati
diterjemahkan ke dalam bahasa pemrograman yang sesuai.
5. Menguji Sistem
Setelah sistem sudah menjadi suatu perangkat lunak
yang siap pakai, harus dites dahulu sebelum digunakan. Pengujian ini dilakukan
dengan White Box, Black Box, Basis Path, pengujian arsitektur dan lain-lain.
6. Evaluasi
Sistem
Pelanggan mengevaluasi apakah sistem yang sudah jadi
sudah sesuai dengan yang diharapkan.
7. Evaluasi Protoptyping
Perangkat lunak yang telah diuji dan diterima
pelanggan siap untuk digunakan.
Kelebihan dan
Kekurangan Metode Prototyping
1.
Kelebihan :
Prototype melibatkan user dalam analisa dan desain.
Punya kemampuan menangkap requirement secara konkret.
Digunakan untuk memperluas SDLC.
2.
Kekurangan :
Proses analisis dan perancangan terlalu singkat.
Mengesampingkan alternatif pemecahan masalah.
Bisanya kurang fleksible dalam mengahdapi perubahan.
Protitype yang dihasilkan tidak selamanya mudah
dirubah dan cepat selesai.
3. Model RAD (Rapid Application
Development)
RAD adalah
penggabungan beberapa metode atau teknik terstruktur. RAD menggunakan metode
prototyping dan teknik terstruktur lainnya untuk menentukan kebutuhan user dan
perancangan sistem informasiselain itu RAD menekankan siklus perkembangan dalam
waktu yang singkat (60 sampai 90 hari) dengan pendekatan konstruksi berbasis
komponen.
Tahapan-tahapan Model
RAD :
1.
Bussiness Modelling
Fase ini untuk mencari aliran
informasi seperti: informasi mengendalikan proses bisnis, di
mana informasi digunakan, siapa yang memprosenya, dan informasi
apa yang dimunculkan.
2.
Testing and Turnover
Karena menggunakan kembali komponen yang telah ada,
maka akan mengurangi waktu pengujian. Tetapi komponen baru harus diuji dan
semua interface harus dilatih secara penuh..
3.
Aplication Generation
Selain menggunakan bahasa pemrograman generasi ketiga,
RAD juga memakai komponen program yang telah ada atau menciptakan komponen yang
bisa dipakai lagi. Alat-alat baantu bisa dipakai untuk memfasilitasi konstruksi
perangkat lunak.
4.
Process Modelling
Aliran informasi pada fase data modelling
ditransformasikan untuk mendapatkan aliran informasi yang diperlukan
pada implementasi fungsi bisnis. Pemrosesan diciptakan untuk menambah,
memodifikasi, menghapus, atu mendapatkan kembali objek data tertentu
5.
Data Modelling
Fase ini menjelaskan objek data yang dibutuhkan
dalam proyek. Karakteristik (atribut) masing-masing data diidentifikasikan dan
hubungan antar objek didefinisikan.
Kelebihan dan
Kekurangan Metode RAD
1.
Kelebihan :
RAD mengikuti tahapan pengembangan sistem sepeti umumnya,
tetapi mempunyai kemampuan untuk menggunakan kembali komponen yang ada (reusable
object).
Setiap fungsi dapat dimodulkan dalam waktu tertentu dan dapat
dibicarakan oleh tim RAD yang terpisah dan kemudian diintegrasikan sehingga
waktunya lebih efesien.
2.
Kekurangan :
Tidak cocok untuk proyek skala besar
Proyek bisa gagal karena waktu yang disepakati tidak dipenuhi.
Sistem yang tidak bisa dimodularisasi tidak cocok untuk model
ini.
Resiko teknis yang tinggi juga kurang cocok untuk model ini.
4. Model
Spiral
Model spiral
pada awalnya diusulkan oleh Boehm, adalah model proses perangkat lunak
evolusioner yang merangkai sifat iteratif dari prototype dengan cara kontrol
dan aspek sistematis model sequensial linier. Model iteratif ditandai
dengan tingkah laku yang memungkinkan pengembang mengembangkan versi perangkat
lunak yang lebih lengkap secara bertahap.
Tahapan-tahapan Model
Spiral :
1.
Komunikasi Pelanggan
Yaitu tugas-tugas untuk membangun komunikasi antara pelanggan dan
kebutuhan- kebutuhan yang diinginkan oleh pelanggan.
2. Perencanaan
Yaitu tugas-tugas untuk mendefinisikan sumber daya, ketepatan waktu, dan
proyek informasi lain yg berhubungan.
3. Analisis Resiko
Yaitu tugas-tugas yang dibutuhkan
untuk menaksir resikomanajemen dan teknis.
4.
Perekayasaan
Yaitu tugas yang dibutuhkan untuk membangun satu atau lebih representasi
dari apikasi tersebut.
5.
Konstruksi dan Peluncuran
Yaitu
tugas-tugas yang dibutuhkan untuk mengkonstruksi, menguji, memasang, dan
memberi pelayanan kepada pemakai.
6.
Evaluasi Pelanggan
Yaitu tugas-tugas untuk mendapatkan umpan balik dari pelanggan.
Kelebihan dan
Kekurangan Metode Spiral
1.
Kelebihan :
Dapat
disesuaikan agar perangkat lunak bisa dipakai selama hidup perangkat lunak
komputer.
Lebih
cocok untuk pengembangan sistem dan perangkat lunak skala besar
Pengembang
dan pemakai dapat lebih mudah memahami dan bereaksi terhadap resiko setiap
tingkat evolusi karena perangkat lunak terus bekerja selama proses
Menggunakan
prototipe sebagai mekanisme pengurangan resiko dan pada setiap keadaan di dalam
evolusi produk.
Tetap
mengikuti langkah-langkah dalam siklus kehidupan klasik dan memasukkannya ke
dalam kerangka kerja iteratif .
Membutuhkan
pertimbangan langsung terhadp resiko teknis sehingga mengurangi resiko sebelum
menjadi permaslahan yang serius.
2.
Kekurangan :
Sulit untuk menyakinkan pelanggan bahwa pendekatan evolusioner
ini bisa dikontrol.
Memerlukan penaksiran resiko yang masuk akal dan akan menjadi
masalah yang serius jika resiko mayor tidak ditemukan dan diatur.
Butuh waktu lama untuk menerapkan paradigma ini menuju
kepastian yang absolute.
5. Object Oriented Technology
Object
Oriented Technology merupakan cara pengembangan perangkat lunak berdasarkan
abstraksi objek-objek yang ada di dunia nyata. Filosofi Object Oriented
sangat luar biasa sepanjang siklus pengenbangan perangkat lunak (perencanaan,
analisis, perancangan dan implementasi) sehingga dapat diterapkan pada
perancangan sistem secara umum: menyangkut perangkat lunak, perangkat keras dan
system secara keseluruhan.
Tahapan-Tahapan
Object Oriented Technology
1. Functional Decomposition Methodologies
Metodologi
ini menekankan pada pemecahan dari sistem ke dalam subsistem-subsistem yang
lebih kecil, sehingga akan lebih mudah untuk dipahami, dirancang dan
ditetapkan.Yang termasuk dalam kelompok metodologi ini adalah :
- HIPO (Hierarchy plus Input Process Output)
- Stepwise Refinement (SR) atau Iterative
Stepwise Refinement (ISR)
- Information Hiding
2. Data
Oriented Methodologies
Metodologi
ini menekankan pada karakteristik dari data yang akan diproses. Dikelompokkan
ke dalam dua kelas, yaitu :
1. Data flow oriented methodologies,
sistem secara logika dapat digambarkan secara logika dari arus data dan
hubungan antar fungsinya di dalam modul-modul di sistem. Yang termasuk dalam
metodologi ini adalah :
- SADT (Structured Analysis and Design Techniques)
- Composite Design
- SSAD (Structured System Analysis and Design)
2. Data Structured oriented methodologies, Metodologi
ini menekankan struktur dari input dan output di sistem. Yang termasuk dalam
metodologi ini adalah :
- JSD (Jackson’s System Development)
- W/O (Warnier/Orr)
3. Prescriptive
Methodologies
Yang termasuk dalam metodologi ini adalah :
ISDOS (Information System Design dan
Optimization System), merupakan perangkat lunak yang
dikembangkan di University of Michigan. Kegunaan dari ISDOS adalah
mengotomatisasi proses pengembangan system informasi. ISDOS mempunyai dua
komponen, yaitu :
1. PSL (Program
Statement Language), merupakan komponen utama dari ISDOS, yaitu suatu
bahasa untuk mencatat kebutuhan pemakai dalam bentuk machine
readable form. PSL dirancang sehingga output yang dihasilkannya
dapat dianalisis oleh PSA. PSL merupakan bahasa untuk menggambarkan sistemnya
dan bukan merupakan bahasa pemrograman prosedural.
2. PSA (Program
Statement Analyzer) merupakan paket perangkat lunak yang mirip dengan
kamus data (data dictionary) dan digunakan untuk mengecek data
yang dimasukkan, disimpan, dianalisis dan yang dihasilkan sebagai output
laporan.
4. Model V
Model ini
merupakan perluasan dari model waterfall. Disebut sebagai perluasan karena
tahap-tahapnya mirip dengan yang terdapat dalam model waterfall. Jika dalam
model waterfall proses dijalankan secara linear, maka dalam model V proses
dilakukan bercabang.
Tahapan-Tahapan Model
V :
1. Requirement Analysis & Acceptance Testing
Tahap
Requirement Analysis sama seperti yang terdapat dalam model waterfall. Keluaran
dari tahap ini adalah dokumentasi kebutuhan pengguna. Acceptance Testing
merupakan tahap yang akan mengkaji apakah dokumentasi yang dihasilkan tersebut
dapat diterima oleh para pengguna atau tidak
2. System Design & System Testing
Dalam tahap
ini analis sistem mulai merancang sistem dengan mengacu pada dokumentasi
kebutuhan pengguna yang sudah dibuat pada tahap sebelumnya. Keluaran dari tahap
ini adalah spesifikasi software yang meliputi organisasi sistem secara umum,
struktur data, dan yang lain.
Selain itu
tahap ini juga menghasilkan contoh tampilan window dan juga dokumentasi teknik
yang lain seperti Entity Diagram dan Data Dictionary.
3. Architecture Design & Integration Testing
Sering juga
disebut High Level Design. Dasar dari pemilihan arsitektur yang akan digunakan
berdasar kepada beberapa hal seperti: pemakaian kembali tiap modul,
ketergantungan tabel dalam basis data, hubungan antar interface, detail
teknologi yang dipakai.
4. Module Design & Unit Testing
Sering juga
disebut sebagai Low Level Design. Perancangan dipecah menjadi modul-modul yang
lebih kecil. Setiap modul tersebut diberi penjelasan yang cukup untuk
memudahkan programmer melakukan coding. Tahap ini menghasilkan spesifikasi
program seperti: fungsi dan logika tiap modul, pesan kesalahan, proses
input-output untuk tiap modul, dan lain-lain.
5. Coding
Dalam tahap
ini dilakukan pemrograman terhadap setiap modul yang sudah dibentuk.
Kelebihan dan
Kekurangan
1.
Kelebihan :
V
Model sangat fleksibel. V Model mendukung project tailoring dan
penambahan dan penguranganmethod dan tool secara
dinamik. Akibatnya sangat mudah untuk melakukan tailoring pada
V Model agar sesuai dengan suatu proyek tertentu dan sangat mudah untuk
menambahkan method dan toolbaru atau menghilangkan method dan tool yang
dianggap sudah obsolete.
V
Model dikembangkan dan di-maintain oleh publik. User dari
V Model berpartisipasi dalamchange control board yang memproses
semua change request terhadap V Model.
2.
Kekurangan :
V
Model adalah model yang project oriented sehingga hanya bisa
digunakan sekali dalam suatu proyek.
Penggunaan
V Model
digunakan dalam proyek teknologi informasi di negara Jerman. Hal ini berlaku
terutama untuk proyek teknologi informasi pada pada sektor pertahanan negara
Jerman. Selain itu, V Model juga digunakan oleh software developer negara
Jerman untuk proyek teknologi informasi lain.
5. Metode
End-user Development
Disini
pengembangan dilakukan langsung oleh end-user. Keterlibatan langsung
end-user sangat menguntungkan, karena memahami benar bagaimana sistem bekerja.
Artinya tahap analisis sistem dapat dilakukan lebih cepat. Kelemahan adalah
pada pengendalian mutu dan kecenderungan tumbuhnya “private”sistem
informasi. Integrasi dengan sistem yang lain menjadi sulit.
Tahapan-tahapan EUD :
1. Tahap inisasi (initiation)
Yaitu tahap dimana organisasi(perusahaan) mulai
pertama kali mngenal teknologi informasi.
2. Tahap ketularan (contagion)
Yaitu tahap diamana organisasi (perusahaan) sudah
mulai banyak yang menggunakan teknologi informasi meskipun ini dilakukan atau
tidak terlalu mempertimbangkan untung ruginya dari penggunaan teknologi
informasi ini.
3. Tahap kendali (control)
Pada tahap ini organisasi (perusahaa) sudah mulai
selektif di dalam penggunaan teknologi informasi. Ada hal yang dijadikan pertimbangan
sebelum memutuskan penggunaan teknolgi informasi seperti pertimbangan untung
rugi.
4. Tahap matang (mature)
Pada tahap ini organisasi (perusahaan) menggunakan teknologi
informasi tidak hanya mempertimbangakan keuntungan (benfit) yang akan
didapatkan serta berapa biaya (cost) yang harus dikeluarkan tetapi lebih dari
itu bagaimana teknologi informasi yang digunakan dapat dijadikan sebagai alat
keunggulan di dalam bersaing.
Kelebihan dan
Kekurangan Metode End-User Development
1.
Kelebihan :
Dapat
menghindari permasalahan kemacetan di departemen sistem informasi.
Kebutuhan
pemakai sistem dapat lebih terpenuhi karena dapat dikembangkan sendiri oleh
pemakai.
Menambah
atau meningkatkan partisifasi aktif pemakai dalam proses pengembangan sistemnya
sehingga akan ada kepuasan sendiri dari pemakai sistem.
Dapat
menambah kualitas pemahaman pemakai terhadap aplikasi yang dikembangkan serta
teknollogi yang digunakan dalam sistem.
2.
Kekurangan :
Karena
pemakai sistem harus mengembangkan aplikasinya sendiri, maka dalam hal ini pemakai
sekaligus pengembang sistem dituntut untuk memiliki pemahaman mengenai teknologi
informasi (computer literacy) serta pemahaman tentang pengembangan
sistem infomasi.
End
user computing memiliki resiko dapat menggangu bahkan merusak sistem informasi
di luar yang dikembangkan oleh pemakai sistem.
End
user computing pasti akan berhadapan dengan maslah kemampuan teknis pemakai
sekaligus pengembang sistem.
6. Metode Outsourcing
Outsourcing merupakan
salah satu metode pengelolaan teknologi informasi dengan cara memindahkan
pengelolaannya pada pihak lain, yang tujuan akhirnya adalah efektivitas dan
efisiensi kerja. Metode ini seringkali juga disamakan dengan metode lain
seperti : sub kontrak, supplier, proyek atau istilah lain
yang berbeda-beda dilapangan, namun pada dasarnya adalah sama, yaitu pemindahan
layanan kepada pihak lain.
Kelebihan dan
Kekurangan Metode Outsourcing
1.
Kelebihan :
Manajemen
TI yang lebih baik, TI dikelola oleh pihak luar yang telah berpengalaman dalam
bidangnya, dengan prosedur dan standar operasi yang terus menerus dikembangkan.
Fleksibiltas
untuk meresponse perubahan TI yang cepat, perubahan arsitektur TI berikut
sumberdayanya lebih mudah dilakukan.
Akses
pada pakar TI yang lebih baik.
Fokus pada inti bisnis,
perusahaan tidak perlu memikirkan bagaimana sistem TI-nya bekerja.
2.
Kekurangan :
Terdapat
kekhawatiran tentang keamanan sistem informasi karena adanya peluang
penyalahgunaan sistem informasi oleh vendor, misalnya pembajakan
atau pembocoran informasi perusahaan
Ada
peluang sistem informasi yang dikembangkan tidak sesuai dengan kebutuhan
perusahaan dikarenakan vendor tidak memahami kebutuhan sistem dalam perusahaan
tersebut.
ransfer
knowledge terbatas karena pengembangan sistem informasi sepenuhnya dilakukan
oleh vendor.
Relatif
sulit melakukan perbaikan dan pengembangan sistem informasi karena pengembangan
perangkat lunak dilakukan oleh vendor, sedangkan perusahaan umumnya
hanya terlibat sampai rancangan kebutuhan sistem.
Dapat
terjadi ketergantungan kepada konsultan.
Resiko
tidak kembalinya investasi yang telah dikeluarkan apabila terjadi
ketidakcocokan sistem informasi yang dikembangkan.
2.8
Pendekatan
Pengembangan Sistem Informasi
Terdapat beberapa pendekatan untuk
mengembangkan sistem, yaitu Pendekatan Klasik, Pendekatan Terstruktur,
Pendekatan Dari Bawah Ke Atas, Pendekatan Dari Atas Ke Bawah.
1.
Pendekatan
Klasik
Pendekatan
Klasik (classical approach) disebut juga dengan Pendekatan
Tradisional (traditional approach) atau Pendekatan Konvensional (conventional
approach). Metodologi Pendekatan Klasik mengembangkan sistem dengan mengikuti
tahapan-tahapan pada System Life Cycle.
Pendekatan ini menekankan bahwa pengembangan akan berhasil bila mengikuti
tahapan pada System Life Cycle.
Permasalahan-permasalahan
yang dapat timbul pada Pendekatan Klasik adalah sebagai berikut :
1.
Pengembangan perangkat lunak akan
menjadi sulit
Pendekatan
klasik kurang memberikan alat-alat dan teknik-teknik di dalam mengembangkan sistem dan sebagai
akibatnya proses pengembangan
perangkat lunak menjadi tidak terarah dan sulit untuk dikerjakan
oleh pemrogram. Lain halnya dengan
pendekatan terstruktur yang memberikan alat-alat seperti diagram arus data
(data flow diagram), kamus data (data dictionary), tabel keputusan (decision
table). diagram IPO, bagan terstruktur (structured chart) dan lain sebagainya
yang memungkinkan pengembangan perangkat lunak lebih terarah berdasarkan
alat-alat dan teknik-teknik tersebut.
2.
Biaya perawatan atau pemeliharaan sistem
akan menjadi mahal
Mahalnya biaya
perawatan pada pendekatan sistem klasik disebabkan karena dokumentasi sistem
yang dikembangkan kurang lengkap dan kurang terstruktur. Dokumentasi ini
merupakan hasil dari alat-alat dan teknik -teknik yang digunakan. Karena
pendekatan klasik kurang didukung oleh alat-alat dan teknik-teknik, maka
dokumentasi menjadi tidak lengkap dan walaupun ada tetapi strukturnya kurang
jelas, sehingga pada waktu pemeliharaan sistem menjadi kesulitan.
3.
Kemungkinan kesalahan sistem besar
Pendekatan
klasik tidak menyediakan kepada analis sistem cara untuk melakukan pengetesan
sistem, sehingga kemungkinan
kesalahan-kesalahan sistem akan menjadi lebih besar.
4.
Keberhasilan sistem kurang terjamin
Penekanan dari pendekatan klasik adalah
kerja dari personil-personil pengembang sistem, bukan pada pemakai
sistem, padahal sekarang sudah disadari bahwa dukungan dan pemahaman dari pemakai
sistem terhadap sistem yang sedang dikembangkan merupakan hal yang vital untuk
keberhasilan proyek pengembangan sistem pada akhirnya.
Mulai awal tahun 1970 muncul suatu
pendekatan baru disebut dengan Pendekatan Terstruktur. Pendekatan ini pada
dasarnya mencoba menyediakan kepada analis sistem dengan alat-alat dan teknik-teknik untuk
mengembangkan sistem disamping tetap mengikuti ide dari system life cycle.
2.
Pendekatan
Terstruktur
Pendekatan terstruktur dilengkapi
dengan alat-alat (tools) dan teknik-teknik (techniques) yang dibutuhkan dalam
pengembangan sistem, sehingga hasil akhir dari sistem yang dikembangkan akan
didapatkan sistem yang strukturnya didefinisikan dengan baik dan jelas.
Beberapa metodologi pengembangan sistem yang terstruktur telah banyak yang
diperkenalkan baik dalam buku-buku, maupun oleh perusahaan-perusahaan konsultan
pengembang sistem. Metodologi ini
memperkenalkan penggunaan alat-alat dan teknik-teknik untuk mengembangkan
sistem yang terstruktur.
Konsep pengembangan sistem terstruktur
bukan merupakan konsep yang baru. Teknik
perakitan di pabrik-pabrik dan perancangan sirkuit untuk alat-alat elektronik
adalah dua contoh baru konsep ini yang banyak digunakan di industri-industri.
Konsep ini memang relatif masih baru digunakan dalam mengembangkan sistem
informasi untuk dihasilkan produk sistem yang memuaskan pemakainya.
Melalui pendekatan terstruktur,
permasalahan-permasalahan yang kompleks dalam organisasi dapat dipecahkan dan
hasil dari sistem akan mudah untuk dipelihara, fleksibel, lebih memuaskan
pemakainya, mempunyai dokumentasi yang baik, tepat pada waktunya, sesuai dengan
anggaran biayanya, dapat meningkatkan produktifitas dan kualitasnya akan lebih
baik (bebas kesalahan).
3.
Pendekatan
dari Bawah ke Atas
Pendekatan ini dimulai dari level
bawah organisasi, yaitu level operasional dimana transaksi dilakukan.
Pendekatan ini dimulai dari perumusan kebutuhan-kebutuhan untuk menangani
transaksi dan naik ke level atas dengan merumuskan kebutuhan informasi berdasarkan
transaksi tersebut. Pendekatan ini ciri-ciri dari pendekatan klasik. Pendekatan
dari bawah ke atas bila digunakan pada tahap analisis sistem disebut juga
dengan istilah data analysis, karena
yang menjadi tekanan adalah data yang akan diolah terlebih dahulu, informasi
yang akan dihasilkan menyusul mengikuti datanya. (Jogiyanto : 6 : 58).
4.
Pendekatan
dari Atas ke Bawah
Pendekatan Dari Atas Ke Bawah (Top-down Approach) dimulai dari level atas organisasi, yaitu
level perencanaan strategi. Pendekatan ini dimulai dengan mendefinisikan
sasaran dan kebijaksanaan organisasi. Langkah selanjutnya dari pendekatan ini
adalah dilakukannya analisis kebutuhan informasi. Setelah kebutuhan informasi
ditentukan, maka proses turun ke pemrosesan transaksi, yaitu penentuan output,
input, basis data, prosedur-prosedur operasi dan kontrol. Pendekatan ini juga
merupakan ciri-ciri pendekatan terstruktur. Pendekatan atas-turun bila
digunakan pada tahap analis sistem disebut juga dengan istilah decision analysis, karena yang menjadi
tekanan adalah informasi yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan oleh
manajemen terlebih dahulu, kemudian data yang perlu diolah didefinisikan
menyusul mengikuti informasi yang dibutuhkan. ( Jogiyanto : 6
: 58).
2.9 Kelebihan dan Kekurangan Pengembangan
Sistem Informasi Secara Umum
Teknologi
sistem informasi memampukan perusahaan untuk membangun sumber informasi
strategis sehingga mendapat kesempatan dalam keuntungan strategis. Hal ini
berarti memperoleh perangkat keras dan perangkat lunak, mengembangkan jaringan
telekomunikasi, menyewa spesialis sistem informasi, dan melatih end users.
Sistem informasi ini memungkinkan perusahaan untuk membuat basis informasi
strategis yang dapat menyediakan informasi untuk mendukung strategi bersaing
perusahaan.
Informasi
ini merupakan aset yang sangat berharga dalam meningkatkan operasi yang efisien
dan manajemen yang efektif dari perusahaan. Sebagai contoh, banyak usaha yang
menggunakan informasi berbasis komputer tentang konsumen mereka untuk membantu
merancang kampanye pemasaran untuk menjual produk baru kepada konsumen dalam
skala besar maupun kecil.
Kelebihan Sistem nformasi :
1. Dapat memberikan informasi-informasi secara tepat dan cepat kepada semua khayalak.
2. Dapat mempermudah masyarakat dalam memperoleh data-data yang di perlukannya.
3. Data-data yang di dapatkan bisa menjadi referensi.
4. Dapat menambah wawasan kepada masyarakat umum.
5. Setiap detik informasi dapat di perbaharui dan akurat.
6. Dapat belajar lebih hemat dengan sistem informasi tanpa harus keluar rumah.
Kelebihan Sistem nformasi :
1. Dapat memberikan informasi-informasi secara tepat dan cepat kepada semua khayalak.
2. Dapat mempermudah masyarakat dalam memperoleh data-data yang di perlukannya.
3. Data-data yang di dapatkan bisa menjadi referensi.
4. Dapat menambah wawasan kepada masyarakat umum.
5. Setiap detik informasi dapat di perbaharui dan akurat.
6. Dapat belajar lebih hemat dengan sistem informasi tanpa harus keluar rumah.
Kekurangan Sistem Informasi :
1. Mempermudahnya terjadinya plagiat.
2. Membuat seseorang kurang berinteraksi dengan lingkungan.
3. Membuat seseorang menjadi ketergantungan.
4. Hal-hal yang tradisional menjadi di tinggalkan karena kemajuan sistem informasi dan kemajuan zaman.
2.10
Alat
dalam Pengembangan Sistem Informasi
Alat-alat perancangan menolong profesional sistem untuk
membentuk struktur sistem yang akan memenuhi kebutuhan pemakai selama aktivitas
analisis. Alat-alat perancangan sistem yang digunakan adalah :
Spesifikasi proses untuk menjelaskan
bagaimana data ditransformasikan menjadi informasi, seperti Pseudocode,
Structure english, dan Tabel keputusan.
Hierachy Plus Input, Process, Output (HIPO)
untuk merepresentasikan hirarki modul-modul program tidak termasuk dokumentasi
interface antar modul.
Structure chart untuk merepresentasikan
hirarki modul-modul program termasuk dokumentasi interface antar modul.
Diagram Warnier-Orr (W/O) untuk
merepresentasikan struktur program dari gambaran umum sampai detail.
Diagram Jackson untuk merepresentasikan
struktur program.
Beberapa
alat berbentuk grafik yang sifatnya umum, yaitu dapat digunakan disemua
metodologi yang ada. Alat-alat ini berupa suatu bagan, diantaranya :
1. Bagan untuk menggambarkan aktivitas (activity
charting) :
a. Bagan alir sistem (System Flowchart)
b. Bagan alir program (Program Flowchart)
- Bagan alir logika program (Program
logic Flowchart)
- Bagan alir
program komputer (Detailed computer program Flowchart)
c. Bagan alir
kerta kerja (Paperwork Flowchart) atau disebut juga Bagan alir formulir.
d. Bagan alir
hubungan database (Database relationship Flowchart)
e. Bagan alir
proses (Process Flowchart)
f. Gant chart
2.
Bagan untuk menggambarkan tata letak (Layout charting)
3. Bagan untuk menggambarkan hubungan personil
(Personal relationship charting) :
a.
Bagan distribusi kerja
(Working distribution chart)
b. Bagan
organisasi (Organization chart)
2.11
Teknik
Pengembangan Sistem Informasi
Teknik yang digunakan untuk pengembangan sistem
diantaranya :
1)
Teknik Manajemen Proyek
Teknik manajemen
proyek, yaitu CPM (Critical Path Method) dan PERT (Program Evaluation and
Review Technique). Teknik ini digunakan untuk
penjadwalan proyek.
2)
Teknik untuk Menemukan Fakta
Teknik untuk menemukan
fakta (Fact finding technique), yaitu teknik yang dapat digunakan untuk
mengumpulkan data dan menemukan fakta-fakta dalam kegiatan mempelajari sistem
yang ada. Teknik ini diantaranya adalah :
-
Wawancara (Interview)
-
Persiapan yang
dilakukan :
-
buat janji pertemuan
-
pastikan orang yang
akan diwawancarai
-
pokok permasalahan
-
Pada saat wawancara
yang perlu diperhatikan :
-
Siapa yang akan
diwawancarai
-
Pokok permasalahan
-
Tanggapan
-
Kapan akan bertemu
kembali
-
Observasi (Observation)
- Daftar
pertanyaan (Questionaires)
- Pengumpulan
Sampel (Sampling)
3)
Teknik Analisis/ Biaya
Teknik
analisis biaya/manfaat (Cost Effectiveness Analysis atau Cost Benefit Analysis) adalah suatu teknik yang
digunakan untuk menghitung biaya yang berhubungan dengan pengembangan sistem
informasi seperti ;
- biaya
pengadaan
- biaya
persiapan
- biaya
proyek
- biaya
operasi
serta manfaat yang didapat dari sistem informasi
seperti ;
- manfaat
mengurangi biaya
- manfaat
mengurangi kesalahan
- manfaat
meningkatkan kecepatan aktivitas
- manfaat
meningkatkan perencanaan dan pengendalian manajemen
4)
Teknik untuk Menjalankan Rapat
Tujuan
dari rapat dalam pengembangan sistem diantaranya adalah untuk ;
-
mendefinisikan masalah
-
mengumpulkan ide-ide
-
memecahkan permasalahan-permasalahan
-
menyelesaikan konflik-konflik yang
terjadi
-
menganalisis kemajuan proyek
-
mengumpulkan data atau fakta
-
perundingan-perundingan
Tahapan
pelaksanaan kegiatan ;
-
merencanakan rapat
-
menjalankan rapat
-
menindaklanjuti hasil rapat
5)
Teknik Inspeksi/ Walkthrough
Proses dari
analisis dan desain sistem harus diawasi. Di dalam pengawasan ini dapat
dilakukan dengan cara memverifikasi hasil dari setiap tahap pengembangan
sistem. Verifikasi hasil kerja secara
formal disebut dengan Inspeksi (inspection) sedangkan yang tidak formal disebut
Walkthrough
2.12
Hambatan
pengembangan Sistem Informasi
Sistem
yang baik merupakan salah satu hal yang mendukung jalannya suatu perusahaan.
Karena itu Pengembangan sistem harus dilakukan agar sistem berkembang menjadi
lebih baik dan mengikuti perkembangan jaman. Tetapi dalam proses pengembangan
sistem tidak jarang terdapat beberapa faktor yang menjadi hambatan dan
diantaranya adalah :
1. Faktor SDM ( Sumber Daya Manusia
)
Sumber
Daya Manusia yang baik merupakan salah satu hal yang dibutuhkan agar proses
pengembangan sistem pun berjalan dengan baik. Namun pada kenyataannya tidak
semua SDM pada suatu perusahaan merupakan SDM yang bisa untuk membantu proses
pengembangan sistem mengingat pada riwayat pendidikannya yang kurang tinggi.
Hal tesebut tentunya akan menghambat proses pengembangan sistem dan dibutuhkan
tenaga ahli yang mengerti tentang sistem yang akan dikembangkan untuk
mengajarkan pada SDM lainnya yang kurang mengerti walaupun hal tersebut akan
membutuhkan waktu.
2. Faktor Teknologi
Proses
pengembangan sistem harus didukung oleh teknologi yang baik. Jika teknologi
yang ada kurang baik, maka hal tersebut akan dapat menghambat proses
pengembangan sistem. Seperti yang diketahui perkembangan teknologi sangat
pesat, maka dari itu suatu perusahaan yang ingin pengembangan sistemnya
berjalan dengan baik seharusnya melakukan upgrade (pembaruan) terhadap teknologi
– teknologi yang ada.
3. Faktor Infrastruktur
Infrastruktur
yang memadai tentunya akan membantu proses pengembangan sistem namun sebaliknya
jika infrastruktur yang ada kurang memadai pun akan menghambat pengembangan
sistem itu sendiri. Karena tentunya infrastruktur yang kurang memadai tidak
dapat digunakan secara optimal yang menyebabkan proses pengembangan sistem
menjadi terhambat.
4. Faktor Cost (Biaya)
Faktor
Cost (Biaya) merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap proses
pengembangan sistem. Ketiga Faktor diatas (SDM, Teknologi, dan Infrastruktur)
sangat bergantung pada ada atau tidaknya biaya untuk menunjang faktor – faktor
tersebut. Jika biaya yang dimiliki suatu perusahaan cukup untuk menunjang
faktor – faktor yang mendukung proses pengembangan sistem maka pengembangan
sistem pun akan berjalan dengan baik namun sebaliknya jika biaya yang dimiliki
suatu perusahaan tidak cukup, tentunya hal tersebut akan menghambat proses
pengembangan sistem itu sendiri.
2.13
Peranan
Pengembangan Sistem Informasi
Penerapan
sistem informasi akan berjalan apabila adanya keterpaduan dari masing-masing
peranan utama sistem informasi tersebut. Pada bagian dibawah ini, akan dibahas
lebih mendalam mengenai tiga peranan sistem informasi. Adapun peranan-peranan
tersebut adalah :
1. Sistem Informasi untuk Operasi Bisnis
1. Sistem Informasi untuk Operasi Bisnis
Sistem
Informasi Operasi memproses data yang berasal dari dan yang digunakan dalam
kegiatan usaha. Peranan sistem informasi untuk operasi bisnis adalah untuk
memproses transaksi bisnis, mengontrol proses industrial, dan mendukung
komunikasi serta produktivitas kantor secara efisien. Secara garis besar
Operasi Bisnis terdiri dari 3 macam yakni:
• Transaction Processing Systems
Transaction processing systems (TPS)
berkembang dari sistem informasi manual untuk sistem proses data dengan bantuan
mesin menjadi sistem proses data elektronik (electronic data processing
systems). TPS mencatat dan memproses data hasil dari transaksi bisnis, seperti
penjualan, pembelian, dan perubahan persediaan. TPS menghasilkan berbagai
informasi produk untuk penggunaan internal maupun eksternal. Sebagai contoh,
TPS membuat pernyataan konsumen, cek gaji karyawan, kuitansi penjualan, order
pembelian, formulir pajak dan rekening keuangan. TPS juga memperbaharui database
yang digunakan perusahaan.
• Process Control Systems
• Process Control Systems
Sistem informasi operasi secara rutin
membuat keputusan yang mengendalikan proses operasional, seperti keputusan
pengendalian produksi. Hal ini melibatkan process control systems (PCS) yang
keputusannya mengatur proses produksi fisik yang secara otomatis dibuat oleh
komputer.
• Office Automation Systems
• Office Automation Systems
Office automation systems (OAS)
mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan mengirim data dan informasi dalam
bentuk komunikasi kantor elektronik. Contoh dari office automation (OA) adalah
word processing, surat elektronik (electronic mail),teleconferencing, dan
lain-lain.
2. Sistem Informasi untuk Pengambilan Keputusan Manajemen.
2. Sistem Informasi untuk Pengambilan Keputusan Manajemen.
Sistem informasi manajemen atau SIM
(management information system) adalah sistem informasi yang dirancang untuk
menyediakan informasi akurat, tepat waktu, dan relevan yang dibutuhkan untuk
pengambilan keputusan oleh para manajer. Konsep SIM sangat penting untuk sistem
informasi yang efektif dan efisien oleh karena:
• Menekankan pada orientasi manajemen (management orientation) dari pemrosesan informasi pada bisnis yang bertujuan mendukung pengambilan keputusan manajemen (management decision making).
• Menekankan bahwa kerangka sistem (system framework) harus digunakan untuk mengatur penggunaan sistem informasi. Penggunaan sistem informasi pada bisnis harus dilihat sebagai suatu integrasi dan berhubungan, tidak sebagai proses yang berdiri sendiri.
• Menekankan pada orientasi manajemen (management orientation) dari pemrosesan informasi pada bisnis yang bertujuan mendukung pengambilan keputusan manajemen (management decision making).
• Menekankan bahwa kerangka sistem (system framework) harus digunakan untuk mengatur penggunaan sistem informasi. Penggunaan sistem informasi pada bisnis harus dilihat sebagai suatu integrasi dan berhubungan, tidak sebagai proses yang berdiri sendiri.
Secara garis besar SIM terdiri dari 3 macam yakni:
• Information Reporting Systems
Information reporting systems (IRS)
menyediakan informasi produk bagi manajerialend users untuk membantu mereka
dalam pengambilan keputusan dari hari ke hari. Akses data IRS berisi informasi
tentang operasi internal yang telah diproses sebelumnya oleh transaction processing
systems. Informasi produk memberi gambaran dan laporan yang dapat dilengkapi
(1) berdasarkan permintaan, (2) secara periodik, atau (3) ketika terjadi
situasi pengecualian. Sebagai contoh, manajer penjualan dapat menerima laporan
analisa penjualan setiap minggunya untuk mengevaluasi hasil penjualan produk.
• Decision Support Systems
• Decision Support Systems
Decision support systems (DSS) merupakan
kemajuan dari information reporting systems dan transaction processing systems.
DSS adalah interaktif, sistem informasi berbasis komputer yang menggunakan
model keputusan dan database khusus untuk membantu proses pengambilan keputusan
bagi manajerial end users. Sebagai contoh, program kertas kerja elektronik
memudahkan manajerial end user menerima respon secara interaktif untuk peramalan
penjualan atau keuntungan.
• Executive Information Systems
• Executive Information Systems
Executive information systems (EIS)
adalah tipe SIM yang sesuai untuk kebutuhan informasi strategis bagi manajemen
atas. Tujuan dari sistem informasi eksekutif berbasis komputer adalah
menyediakan akses yang mudah dan cepat untuk informasi selektif tentang
faktor-faktor kunci dalam menjalankan tujuan strategis perusahaan bagi
manajemen atas.
3. Sistem Informasi untuk Keuntungan Strategis
3. Sistem Informasi untuk Keuntungan Strategis
Sistem informasi dapat memainkan peran
yang besar dalam mendukung tujuan strategis dari sebuah perusahaan. Sebuah
perusahaan dapat bertahan dan sukses dalam waktu lama jika perusahaan itu
sukses membangun strategi untuk melawan kekuatan persaingan yang berupa : (1)
persaingan dari para pesaing yang berada di industri yang sama, (2) ancaman
dari perusahaan baru, (3) ancaman dari produk pengganti, (4) kekuatan
tawar-menawar dari konsumen, dan (5) kekuatan tawar-menawar dari pemasok.
Kelima faktor tersebut merupakan hal-hal yang harus diperhatikan dalam
membangun upaya peamsaran yang mengarah kepada competitive advantage
strategies.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pengembangan
sistem merupakan penyusunan suatu sistem yang baru untuk menggantikan sistem
yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang telah ada. Pada pelaksanaan pengembangan, ada beberapa parameter yang menjadi acuan
dalam pengembangan sistem informasi yaitu: Kekuatan (Strenghts), Kelemahan (Weakness), Peluang (Opportunities), Ancaman
(Threats). Tujuan
Pengembangan Sistem Informasi : Memecahkan permasalahan-permasalahan,
Meraih kesempatan-kesempatan, Memenuhi instruksi yang diberikan. Tahapan
Pengembangan Sistem Informasi :
Tahap Perencanan, Tahap Analisis, Tahap Desain, Tahap
Penerapan, Tahap Perawatan.
Prinsip
pengembangan sistem : Sistem yang dikembangkan adalah untuk manajemen, sistem
yang dikembangkan adalah investasi modal
yang besar, sistem yang dikembangkan memerlukan orang yang terdidik, tahapan
kerja dan tugas-tugas yang baru dilakukan dalam proses pengembangan sistem, proses
pengembangan sistem tidak harus urut, jangan takut membatalkan proyek, dokumentasi
harus ada untuk pedoman dalam pengembangan sistem.
Metode
Pengembangan Sistem Informasi : Metode
System Development Life Cycle (SDLC), Model Prototyping, Model RAD
(Rapid Application Development), Model
Spiral,
Object Oriented Technology, Model V, Metode End-user Development,
Metode Outsourcing. Terdapat beberapa pendekatan untuk
mengembangkan sistem, yaitu Pendekatan Klasik, Pendekatan Terstruktur,
Pendekatan Dari Bawah Ke Atas, Pendekatan Dari Atas Ke Bawah.
Kelebihan
Sistem informasi : Dapat memberikan informasi-informasi secara tepat dan cepat
kepada semua khayalak, Dapat mempermudah masyarakat dalam memperoleh data-data
yang di perlukannya, Data-data yang di dapatkan bisa menjadi referensi, Dapat
menambah wawasan kepada masyarakat umum, Setiap detik informasi dapat di
perbaharui dan akurat, Dapat belajar lebih hemat dengan sistem informasi tanpa
harus keluar rumah. Kekurangan Sistem Informasi : Mempermudahnya terjadinya
plagiat, Membuat seseorang kurang berinteraksi dengan lingkungan, Membuat seseorang
menjadi ketergantungan, Hal-hal yang tradisional menjadi di tinggalkan karena
kemajuan sistem informasi dan kemajuan zaman.
Alat-alat perancangan sistem yang digunakan adalah :
Spesifikasi proses; Hierachy Plus Input, Process, Output (HIPO);
Structure chart ; Diagram Warnier-Orr (W/O); Diagram Jackson. Teknik yang digunakan untuk pengembangan
sistem diantaranya : Teknik Manajemen Proyek, Teknik untuk Menemukan Fakta, Teknik
Analisis/ Biaya, Teknik untuk Menjalankan Rapat, Teknik Inspeksi/ Walkthrough.
Tetapi
dalam proses pengembangan sistem tidak jarang terdapat beberapa faktor yang
menjadi hambatan dan diantaranya adalah : Faktor SDM ( Sumber Daya Manusia ), Faktor
Teknologi, Faktor Infrastruktur, Faktor Cost (Biaya). Penerapan sistem
informasi akan berjalan apabila adanya keterpaduan dari masing-masing peranan
utama sistem informasi tersebut. Pada bagian dibawah ini, akan dibahas lebih
mendalam mengenai tiga peranan sistem informasi. Adapun peranan-peranan
tersebut adalah :
Sistem Informasi untuk Operasi Bisnis, Sistem Informasi untuk Pengambilan Keputusan Manajemen. Sistem Informasi untuk Keuntungan Strategis.
Sistem Informasi untuk Operasi Bisnis, Sistem Informasi untuk Pengambilan Keputusan Manajemen. Sistem Informasi untuk Keuntungan Strategis.
3.2 Saran
Dengan
makalah ini kami berharap kita senantiasa menjunjung tinggi, serta mempelajari
lebih mendalam terutama tentang pengembangan sistem komputerisasi. Agar kita
mengetahui seberapa besar ilmu kita terhadap berbagai aspek di bidang komputer.
DAFTAR
PUSTAKA
· David,
Fred R., 2006. Manajemen Strategis. Edisi Sepuluh, Penerbit Salemba Empat,
Jakarta
·
Jogiyanto, 2005, Sistem Informasi
Strategik untuk Keunggulan Kompetitif, Penerbit Andi Offset, Yogyakarta.
· Rangkuti,
Freddy. (2006). Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. PT. Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta.
http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_informasiØpengembangan-sistem-informasi-antara-insourcing-outsourcing-dan-cosourcing/Ø
Tidak ada komentar:
Posting Komentar