Kamis, 18 Juni 2015

Makalah Sistem Pengembangan Sistem Komputerisasi

PENGEMBANGAN SISTEM  KOMPUTERISASI
MATA PELAJARAN PENGANTAR APLIKASI KOMPUTER

IMG_20150121_095458.jpg

Oleh :
1. Fitriani Yulianti     140210048
2. Siskasari                 140210078
3. Susilawati               140210011
Semester/ Kelas : 2 AKT D3/ Karyawan


PEMERINTAH KOTA BOGOR
DINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) KESATUAN BOGOR
JALAN RANGGAGADING NO. 1, TELEPON 0251-8381112 BOGOR 16123
TAHUN 2014/2015
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur senantiasa  kita panjatkan  kehadirat Allah SWT yang masih memberikan nafas kehidupan, sehingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan makalah dengan judul “Pengembangan Sistem Komputerisasi” dengan tepat waktu. Tidak lupa shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang merupakan inspirator terbesar dalam segala keteladanannya. Tidak lupa penulis sampaikan terima kasih kepada dosen  mata kuliah Pengantar Aplikasi Komputer yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam pembuatan makalah ini,  serta orang tua yang selalu mendukung kelancaran tugas kami.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas kelompok mata kuliah Pengantar Aplikasi Komputer dan dipresentasikan dalam pembelajaran di kelas.
Atas segala keterbatasan pemikiran dan kemampuan dalam pembuatan makalah ini. Kami mohon maaf karena banyak sekali kekurangan, baik dalam penggunaan kata-kata yang tidak ada pada tempatnya maupun dalam penyusunan makalah ini jauh dari kesempurnaan.
Dengan segala kerendahan hati, saran-saran dan kritik yang konstruktif sangat penulis harapkan dari para pembaca guna peningkatan pembuatan makalah pada tugas yang lain dan pada waktu mendatang.



                                                                                      Bogor, 12 Maret 2015


                                                                                                  Penulis



DAFTAR ISI
                                                                                                              HAL

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... i
DAFTAR ISI             ......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang Masalah.......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................... 1
1. 3 Manfaat Penulisan.................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................. 3
2.1 Pengertian Pengembangan Sistem........................................................... 3
2.2 Prinsip Pengembangan Sistem Informasi................................................. 4
2.3 Siklus Hidup Pengembangan Sistem Infofrmasi..................................... 4
2.4 Alat-alat Perancangan............................................................................ 11
2.5 Fase Implementasi Sistem dan Pemeliharaan Sistem............................. 12
2.6 Pendekatan Pengembangan Sistem....................................................... 12
1. Pendekatan Klasik............................................................................. 13
2. Pendekatan Terstruktur..................................................................... 14
3. Pendekatan dari Bawah ke Atas....................................................... 15
4. Pendekatan dari Atas ke Bawah....................................................... 15
2.7 Metodologi Pengembangan Sistem....................................................... 16
1. Functional Decomposition Methodologies....................................... 16
2. Data Oriented Methodologies........................................................... 16
a) Data Flow Oriented Methodologies............................................. 16
b) Data Structure Oriented Methodologies...................................... 17
3. Prescriptive Methodologies............................................................... 17

ii

2.8 Teknik Pengembangan Sistem............................................................... 18
a)      Teknik Manajemen Proyek............................................................ 18
b)      Teknik untuk Menemukan Fakta................................................... 18
c)      Teknik Analisis/ Biaya................................................................... 18
d)     Teknik untuk Menjalankan Rapat.................................................. 19
e)      Teknik Inspeksi/ Walkthrough....................................................... 19
2.9 Sejarah Perkembangan Sistem Komputer............................................... 20
A.    Generasi Pertama........................................................................... 20
B.     Generasi Kedua ............................................................................ 21
C.     Generasi Ketiga ............................................................................ 21
D.    Generasi Keempat ......................................................................... 22
E.     Generasi Kelima............................................................................. 23
BAB III PENUTUP ....................................................................................................... 24
3.1 Kesimpulan............................................................................................ 24
3.2 Saran...................................................................................................... 25
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................... 26










iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang Masalah
Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu. Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada elemen atau komponennya mendefiniskan sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Kedua kelompok definisi tersebut adalah benar dan tidak bertentangan, yang berbeda adalah cara pendekatannya. Pendekatan sistem yang merupakan kumpulan elemen-elemen atau komponen-komponen atau subsistem-subsistem merupakan definisi yang lebih luas.
Sistem informasi adalah suatu sinergi antara data, mesin pengolah data (yang biasanya meliputi komputer, program aplikasi dan jaringan) dan manusia untuk menghasilkan informasi. Jadi sistem informasi bukan hanya aplikasi perangkat lunak. Sistem Informasi ada pada hampir setiap perusahaan atau instansi untuk mendukung kegiatan bisnis mereka sehari-hari. Biasanya porsi pengerjaan pengembangan sistem informasi diserahkan kepada orang-orang yang bekerja di bidang teknologi informasi.
Perancangan sistem informasi merupakan pemgembangan sistem baru dari sistem lama yang ada, di mana masalah-masalah terjadi pada sistem lama diharapkan sudah teratasi pada sistem yang baru.








1.2    Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, kita dapat mengidentifikasi rumusan permasalahan yang akan dibahas dan disajikan dalam laporan ini. Adapun rumusan permasalahannya adalah sebagai berikut.
1.      Apakah itu pengembangan sistem ?
2.      Apa sajakah siklus pengembangan sistem ?
3.      Mengapa perlu pengembangan sistem ?

1.3    Manfaat Penulisan
Makalah ini diharapkan dapat berguna bagi semua pihak, yaitu:
1.  Bagi Penulis
Sebagai sarana untuk memperoleh pengalaman dan pemahaman yang lebih mendalam, khususnya mengenai pengembangan sistem komputerisasi.
2.  Bagi Pembaca
Semoga hasil penelitian ini, dapat dijadikan bahan untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang pengembangan sistem komputerisasi. Dan sebagai bahan acuan untuk penelitian lebih lanjut.









BAB II
PEMBAHASAN

2.1        Pengertian Pengembangan Sistem Informasi
Pengembangan sistem merupakan penyusunan suatu sistem yang baru untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang telah ada. Sistem lama yang perlu diperbaiki atau diganti disebabkan karena beberapa hal :
1.  Adanya permasalahan-permasalahan yang timbul di sistem yang lama. Permasalahan yang timbul dapat berupa :
· Ketidakberesan sistem yang lama : ketidakberesan dalam sistem yang lama menyebabkan sistem yang lama tidak dapat beroperasi sesuai dengan yang diharapkan.
· Pertumbuhan organisasi : kebutuhan informasi yang semakin luas, volume pengolahan data semakin meningkat, perubahan prinsip akuntansi yang baru, menyebabkan harus disusunnya sistem yang baru, karena sistem yang lama tidak efektif lagi dan tidak dapat memenuhi semua kebutuhan informasi yang dibutuhkan manajemen.
2.  Untuk meraih kesempatan-kesempatan dalam keadaan persaingan pasar yang ketat, kecepatan informasi atau efisiensi waktu sangat menentukan berhasil atau tidaknya strategi dan rencana-rencana yang telah disusun untuk meraih kesempatan dan peluang pasar, sehingga teknologi informasi perlu digunakan untuk meningkatkan penyediaan informasi agar dapat mendukung proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh manajemen.
3.  Adanya instruksi dari pimpinan atau adanya peraturan pemerintah
Penyusunan sistem yang baru dapat juga terjadi karena adanya instruksi dari pimpinan atau dari luar organisasi, seperti misalnya peraturan pemerintah.



Pada pelaksanaan pengembangan, ada beberapa parameter yang menjadi acuan dalam pengembangan sistem informasi yaitu: 


1Kekuatan (Strenghts)

Kekuatan adalah sumber daya, keterampilan, atau keungulan-keungulan lain yang berhubungan dengan para pesaing perusahaan dan kebutuhan pasar yang dapat dilayani oleh perusahaan yang diharapkan dapat dilayani. Kekuatan adalah kompetisi khusus yang memberikan keunggulan kompetitif bagi perusahaan di pasar.
2. Kelemahan (Weakness)
Kelemahan adalah keterbatasan atau kekurangan dalam sumber daya, keterampilan, dan kapabilitas yang secara efektif menghambat kinerja perusahaan. Keterbatasan tersebut daoat berupa fasilitas, sumber daya keuangan,kemampuan manajemen dan keterampilan pemasaran dapat meruoakan sumber dari kelemahan perusahaan.

3. Peluang (Opportunities)

Peluang adalah situasi penting yang mengguntungkan dalam lingkungan perusahaan. Kecendrungan – kecendrungan penting merupakan salah satu sumber peluang, seperti perubahaan teknologi dan meningkatnya hubungan antara perusahaan dengan pembeli atau pemasokk merupakan gambaran peluang bagi perusahaan.

4. Ancaman (Threats)

Ancaman adalah situasi penting yang tidak menguntungan dalam lingkungan perusahaan. Ancaman merupakan pengganggu utama bagi posisi sekarang atau yang diinginkan perusahaan. Adanya peraturan-peraturan pemerintah yang baru atau yang direvisi dapat merupakan ancaman bagi kesuksesan perusahaan.






2.2        Sejarah Pengembangan Sistem Informasi
Perkembangan peradaban manusia diiringi dengan perkembangan cara penyampaian informasi (yang selanjutnya dikenal dengan istilah Teknologi Informasi). Mulai dari gambar-gambar yang tak bermakna di dinding-dinding gua, peletakkan tonggak sejarah dalam bentuk prasasti sampai diperkenalkannya dunia arus informasi yang kemudian dikenal dengan nama INTERNET. Informasi yang disampaikan pun berkembang. Dari sekedar menggambarkan keadaan sampai taktik bertempur.
1. Masa Pra-Sejarah (…s/d 3000 SM)
Pada awalnya Teknologi Informasi yang dikembangkan manusia pada masa ini berfungsi sebagai sistem untuk pengenalan bentuk-bentuk yang mereka kenal, mereka menggambarkan informasi yang mereka dapatkan pada dinding-dinding gua, tentang berburu dan binatang buruannya. Pada masa ini mereka mulai melakukan pengidentifikasian benda-benda yang ada disekitar lingkungan mereka tinggal dan mewakilinya dengan bentuk-bentuk yang kemudian mereka lukis pada dinding gua tempat mereka tinggal, karena kemampuan mereka dalam berbahasa hanya berkisar pada bentuk suara dengusan dan isyarat tangan sebagai bentuk awal komunikasi mereka pada masa ini.
Perkembangan selanjutnya adalah diciptakan dan digunakannya alat-alat yang menghasilkan bunyi dan isyarat, seperti gendang, terompet yang terbuat dari tanduk binatang, isyarat asap sebagai alat pemberi peringatan terhadap bahaya.

2. Masa Sejarah (3000 SM s/d 1400-an M)
Pada masa ini Teknologi Informasi belum menjadi teknologi masal seperti yang kita kenal sekarang ini, teknologi informasi masih digunakan oleh kalangan-kalangan terbatas saja, digunakan pada saat-saat khusus, dan mahal.







A. 3000 SM
Untuk yang pertama kali tulisan digunakan oleh bangsa sumeria dengan menggunakan simbol-simbol yang dibentuk dari pictograf sebagai huruf. Simbol atau huruf-huruf ini juga mempunyai bentuk bunyi yang berbeda(penyebutan), sehingga mampu menjadi kata, kalimat dan bahasa.                                  

B. 2900 SM
Penggunakan Huruf Hierogliph pada bangsa Mesir Kuno. Hierogliph merupakan bahasa simbol dimana setiap ungkapan di wakili oleh simbol yang berbeda, yang ketifka digabungkan menjadi satu akan mempunyai cara pengucapan dan arti yang berbeda, bentuk tulisan dan bahasa hierogliph ini lebih maju dibandingkan dengan tulisan bangsa Sumeria.

C. 500 SM
Serat Papyrus digunakan sebagai kertas. Kertas yang terbuat dari serat pohon papyrus yang tumbuh disekitar sungai nil ini menjadi media menulis/media informasi yang lebih kuat dan fleksibel dibandingkan dengan lempengan tanah liat yang sebelumnya digunakan sebagai media informasi.

D. 105 M
Bangsa Cina menemukan Kertas. Kertas yang ditemukan oleh bangsa Cina pada masa ini adalah kertas yang kita kenal sekarang, kertas ini dibuat dari serat bambu yang dihaluskan, disaring, dicuci kemudian diratakan dan dikeringkan, penemuan ini juga memungkinkan sistem pencetakan yang dilakukan dengan menggunakan blok kayu yang ditoreh dan dilumuri oleh tinta atau yang kita kenal sekarang dengan sistem Cap.




3. Masa Modern ( 1400-an M s/d sekarang )

A. Tahun 1455
Mesin Cetak yang menggunakan plat huruf yang tebuat dari besi yang bisa diganti-ganti dalam bingkai yang tebuat dari kayu dikembangkan untuk yang pertama kalinya oleh Johann Gutenberg.

B. Tahun 1830
Augusta Lady Byron Menulis program komputer yang pertama didunia berkerjasama dengan Charles Babbage menggunakan mesin Analytical-nya. Yang didesain mampu memasukan data, mengolah data dan menghasilkan bentuk keluaran dalam sebuah kartu. Mesin ini dikenal sebagai bentuk komputer digital yang pertama walaupun cara kerjanya lebih bersifat mekanis daripada bersifat digital, 94 tahun sebelum komputer digital pertama ENIAC I dibentuk.

C. Tahun 1837
Samuel Morse mengembangkan Telegraph dan bahasa kode Morse bersama Sir William Cook dan Sir Charles Wheatstone yang dikirim secara elektronik antara 2 tempat yang berjauhan melalui kabel yang menghubungkan kedua tempat tersebut. Pengiriman dan Penerimaan Informasi ini mampu dikirim dan diterima pada saat yang hampir bersamaan waktunya. Penemuan ini memungkinkan informasi dapat diterima dan dipergunakan secara luas oleh masyarakat tanpa dirintangi oleh jarak dan waktu.

D. Tahun 1861
Gambar bergerak yang peroyeksikan kedalam sebuah layar pertama kali di gunakan sebagai cikal bakal film sekarang.

E. Tahun 1876
Melvyl Dewey mengembangkan sitem penulisan Desimal.




F. Tahun 1877
a. Alexander Graham Bell menciptakan dan mengembangkan Telepon yang dipergunakan pertama kali secara umum.
b. Fotografi dengan kecepatan tinggi ditemukan oleh Edweard Maybridge.

G. Tahun 1899
Dipergunakan sistem penyimpanan dalam Tape (pita) Magnetis yang pertama.

H. Tahun 1923
Zvorkyn menciptakan tabung TV yang pertama.

I. Tahun 1940
Dimulainya pengembangan Ilmu Pengetahuan dalam bidang Informasi pada masa Perang Dunia 2 yang dipergunakan untuk kepentingan pengiriman dan penerimaan dokumen-dokumen militer yang disimpan dalam bentuk magnetic tape.

J. Tahun 1945
Vannevar Bush mengembangkan sistem pengkodean menggunakan Hypertext.

K. Tahun 1946
Komputer digital pertama didunia ENIAC I dikembangkan.

L. Tahun 1948
Para peneliti di Bell Telephone mengembangkan Transistor.







M. Tahun 1957
- Jean Hoerni mengembangkan transistor Planar. Teknologi ini memungkinkan pengembangan jutaan bahkan milyaran transistor dimasukan kedalam sebuah keping kecil kristal silikon.
- USSR (Rusia pada saat itu) meluncurkan sputnik sebagai satelit bumi buatan yang pertama yang bertugas sebagai mata-mata. Sebagai balasannya Amerika membentuk Advance Research Projects Agency (ARPA) dibawah kewenangan Departemen Pertahanan Amerika untuk mengembangkan ilmu Pengetahuan dan Teknologi Informasi dalam bidang Militer.

N. Tahun 1962
Rand Paul Barand, dari perusahaan RAND, ditugaskan untuk mengembangkan suatu sistem jaringan desentralisasi yang mampu mengendalikan sistem pemboman dan peluncuran peluru kendali dalam perang Nuklir.

O. Tahun 1969
Sistem jaringan yang pertama dibentuk dengan menghubungkan 4 nodes (titik), antara University of California, SRI (Stanford), University California of Santa Barbara, dan University of Utah.dengan kekuatan 50Kbps.

P. Tahun 1972
Ray Tomlinson menciptakan program e-mail yang pertama

Q. Tahun 1973 – 1990
Istilah INTERNET diperkenalkan dalam sebuah paper mengenai TCP/IP kemudian dilakukan pengembangan sebuah protokol jaringan yang kemudian difkenal dengan nama TCP/IP yang dikembangkan oleh grup dari DARPA, 1981 National Science Foundation mengembangkan Backbone yang disebut CSNET dengan kapasitas 56 Kbps untuk setiap institusi dalam pemerintahan. kemudian pada tahun 1986 IETF mengembangkan sebuah Server yang berfungsi sebagai alat koordinasi diantara; DARPA, ARPANET, DDN dan Internet Gateway.

R. Tahun 1991- Sekarang
Sistem bisnis dalam bidang IT pertama kali terjadi ketika CERN dalam menanggulangi biaya operasionalnya memungut bayaran dari para anggotanya. Tahun 1992, pembentukan komunitas Internet, dan diperkenalkannya istilah World Wide Web oleh CERN. Tahun 1993, NSF membentuk InterNIC untuk menyediakan jasa pelayanan Internet menyangkut direktori dan penyimpanan data serta database (oleh AT&T), Jasa Registrasi (oleh Network Solution Inc,), dan jasa Informasi (oleh General Atomics/CERFnet). Tahun 1994, pertumbuhan Internet melaju dengan sangat cepat dan mulai merambah kedalam segala segi kehidupan manusia dan menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari manusia. Tahun 1995, Perusahaan umum mulai diperkenankan menjadi provider dengan membeli jaringan di Backbone, langkah ini memulai pengembangan Teknologi Informasi khususnya Internet dan penelitian-penelitian untuk mengembangkan sistem dan alat yang lebih canggih.

2.3        Tujuan Pengembangan Sistem Informasi
- Memecahkan permasalahan-permasalahan
- Meraih kesempatan-kesempatan
- Memenuhi instruksi yang diberikan

2.4        Faktor Penentu Keberhasilan Pengembangan Sistem Informasi
Berikut ini beberapa faktor penentu keberhasilan pengembangan sistem informasi.
1. Melibatkan para pengguna (User), pengguna disini adalah semua orang yang terlibat dalam pengembangan, entah itu pihak eksternal (pengembang) atau internal (perusahaan) seperti, pengguna, analis, perancang, programmer, pembangun, manajer, pemilik dll.

2. Menggunakan pendekatan pemecahan masalah. Ada dua metode pendekatan pemecahan masalah yaitu Pemecahan Masalah Terstruktur dan Pemecahan Masalah Tak Terstruktur.



3. Membentuk fase dan aktivitas.

4. Mendokumentasikan selama proses pengembangan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan (kelemahan) sebuah sistem yang sedang dikembangkan.

5. Membentuk standar. Sistem yang baik adalah sistem yang terintegrasi dengan IT, tentunya terdapat standar yang menjadi tolok ukur untuk sebuah sistem yang ideal dan dapat bersaing. Biasanya para analis membuat standar yang umum yang mencirikan sistem yang dinamis dan maju misal penggunaan teknologi database, software dan sebagainya. 

6. Mengelola proses dan proyek. Konsisten dalam mengerjakan proyek-proyek, tugas inti daripada manajemen proyek yang memastikan semuanya berjalan sesuai rencana dan semestinya. 

7. Menentukan Sistem Informasi sebagai investasi modal. Biaya untuk pengembangan suatu sistem informasi tidaklah murah, oleh karena itu sudut pandang seorang manajer atau pengembang harus diubah bahwa biaya mahal tersebut merupakan investasi modal yang nantinya akan berimbas positif terhadap perusahaan terutama dari segi efisiensi kegiatan dan proses bisnis. Dan tentu saja dari situ pula dapat meninggikan grafik pendapatan (profit) perusahaan tersebut. 

8. Tidak takut terhadap pembatalan atau merefisi lingkup.Selalu positif thinking jika jatuh, bangkitlah kembali. Sebuah revisi atau bahkan pembatalan sebuah rencana pengembangan adalah hal yang wajar dan suatu yang memang harus dihadapi. Hal ini biasanya dikarenakan perusahaan pengembang kekurangan biaya ditengah-tengah proses pengembangan atau mungkin juga bangkrut. 

9. Melakukan pembagian yang jelas. Setiap ahli harus pada bidangnya dan pada waktu yang tepat. 


10. Mendesain untuk pertumbuhan dan perubahan. Sistem yang baik dimasa kini dan akan datang haruslah Fleksibel, mudah menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Sehingga jika ingin dilakukan peningkatan, pengembangan hanya dilakukan di beberapa aspek (tidak keseluruhan). 

2.5        Tahapan Pengembangan Sistem Informasi
1. Tahap Perencanan 
Tahapan ini merupakan tahapan dimana pengembang mendefinisikan perkiraan-perkiraan kebutuhan akan sumber daya yang sifatnya masih umum seperti kebutuhan user, kebutuhan infrastruktur dan lain-lain. Langkah-langkah dalam tahapan perencanaan: 
· Menyadari adanya masalah
 
· Mendefinisikan masalah
 
· Menentukan tujuan sistem
 
· Mengidentifikasikan kendala-kendala sistem
 
· Membuat studi kelayakan
 
· Mempersiapkan usulan penelitian sistem
 
· Menyetujui atau menolak penelitian sistem
 Menetapkan mekanisme pengendalian 

2. Tahap Analisis
 
Tahap penelitian atas sistem yang telah ada dengan tujuan untuk merancang sistem yang baru atau diperbaharui. Informasi yang didapat dari proses sebelumnya yaitu tahap perencanaan dikaji lebih dalam oleh seorang “Analis Sistem” atau System Analist. Dari hasil kajiannya seorang analis tersebut akan menemukan beberapa kelemahan sistem sehingga nantinya ia akan dapat mengusulkan suatu perbaikan atau solusi. Kegiatan-kegiatan pada tahap Analisis: 
a.
 Convention. Mendeteksi sistem, apabila sistem saat ini semakin berkurang manfaatnya (Memburuk).

b.
 Initial Investigation. Memeriksa sistem saat ini dengan penekanan pada daerah-daerah yang menimbulkan permasalahan. 


c.
 Determination of Ideal System. Mendapatkan Konsensus (semacam kesepakatan/voting) dari komunitas pengguna sistem (para user) tentang sebuah sistem yang ideal (sistem yang diinginkan dari setiap user). 

d.
 Generation of System Alternatives. Menggali (explore) perbedaan dari alternatif-alternatif sistem yang ada dalam mengurangi jarak (gap) antara sistem saat in idengan sistem idealnya. 

e.
 Selection of Proper System. Membandingkan alternatif-alternatif sistem dengan menggunakan metodologi terstruktur, memilih alternatif sistem yang paling baik dan mengajukannya atau menjualnya kepada perusahaan. 

3. Tahap Desain
 
Tahapan setelah analisis sistem yang menentukan proses dan data yang diperlukan oleh sistem baru. Tujuannya untuk memenuhi kebutuhan pemakai serta memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap kepada pemrogram dan ahli teknik lain yang terlibat dalam pengembangan sistem. Kegiatan yang dilakukan pada tahap Desain: 
a.
 Output Design. Mendesain tampilan-tampilan output dari suatu sistem, berkas atau form. 

b.
 Infput Design. Mendesain form/dokumen masukan untuk sistem. 

c.
 File Design. Memberikan bentuk-bentuk file yang dibutuhkan dalam sistem informasi. 

4. Tahap Penerapan
 
Tahap dimana desain sistem yang sudah dibentuj sudah menjadi suatu kode yang siap untuk dioperasikan. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada tahap Penerapan: 



a.
 Programming and Testing. Mengkonversikan perancangan logikal kedalam kegiatan operasi coding dengan bahasa pemrograman tertentu dan mengetest program, memastikan semua fungsi/modul berjalan dengan lancar. 

b.
 Training. Memimpin sebuah pelatihan dalam menggunakan sistem baru yang telah dikembangkan, juga termasuk persiapan lokasi dan tugas-tugas lain yang berhubungan dengan pelatihan seperti modul pembelajaran dan jadwal training. 

c.
 Sistem Change Over. Merubah pemakaian sistem lama ke sistem baru, dari sistem informasi yang berhasil dibangun. Adapun beberapa metode konversis sistem diantaranya yaitu: (a) Konversi Paralel (b) Konversi Bertahap (c) Konversi Percontohan (d) Langsung/Change Over. 

5. Tahap Perawatan
 
Tahap pemeliharaan dilakukan setelah tahap implementasi. Sistem baru yang berjalan digunakan sesuai dengan keperluan organisasi. Selama masa hidupnya, sistem secara periodik akan ditinjau. Perubahan dilakukan jika muncul masalah atau jika ternyata ada kebutuhan baru. Selanjutnya, organisasi akan menggunakan sistem yang telah diperbaiki tersebut. Langkah-langkah pemeliharaan sistem terdiri atas :
1.   Penggunaan Sistem, yaitu menggunakan sistem sesuai dengan fungsi tugasnya masing-masing untuk operasi rutin atau sehari-hari.
2.   Audit sistem, yaitu melakukan penggunaan dan penelitian formal untuk menentukan seberapa baik sistem baru dapat memenuhi criteria kinerja.
3.   Penjagaan sistem, yaitu melakukan pemantauan untuk pemeriksaan rutin sehingga sistem tetap beroperasi dengan baik.
4.   Perbaikan sistem, yaitu melakukan perbaikan jika dalam operasi terjadi kesalahan (bug) dalam program atau kelemahan rancangan yang tidak terdeteksi saat pengujian sistem.
5.   Peningkatan sistem, yaitu melakukan modifikasi terhadap sistem ketika terdapat potensi peningkatan sistem setelah sistem berjalan beberapa waktu.


2.6        Prinsip Pengembangan Sistem Informasi
Prinsip pengembangan sistem :
1.         Sistem yang dikembangkan adalah untuk manajemen.
2.         Sistem yang dikembangkan adalah  investasi modal yang besar. Maka setiap  investasi  modal harus mempertimbangkan 2 hal berikut ini :
-          Semua altenatif yang ada harus diinvestigasikan
-          Investasi yang terbaik harus bernilai
3.         Sistem yang dikembangkan memerlukan orang yang terdidik.
4.         Tahapan kerja dan tugas-tugas yang baru dilakukan dalam proses pengembangan sistem.
5.         Proses pengembangan sistem tidak harus urut.
6.         Jangan takut membatalkan proyek.
7.         Dokumentasi harus ada untuk pedoman dalam pengembangan sistem.


2.7        Metode Pengembangan Sistem Informasi
1.  Metode System Development Life Cycle (SDLC) 
Model SDLC  atau Sekuensial Linier sering disebut juga Model Air Terjun. Model ini mengusulkan sebuah pendekatan perkembangan perangkat lunak yang sistematik dan sekunsial yang dimulai pada tingkat dan kemajuan sistem pada seluruh analisis, desain, kode, pengujian, dan pemeliharaan.
Model ini disusun bertingkat, setiap tahap dalam model ini dilakukan berurutan, satu sebelum yang lainnya.Model ini biasanya digunakan untuk membuat sebuah software dalam skala besar dan yang akan dipakai dalam waktu yang lama. Sangat cocok untuk pengembangan sistem yang besar. Tidak sesuai atau tidak terlalu disarankan untuk small scale project karena:
  Resource intensive
  Tidak fleksibel
  Sulit untuk aplikasi dengan perubahan cara pengambilan keputusan yang cepat



Tahapan-tahapan (SDLC):
a. Fase Perencanaan Sistem (Planning)
Dalam tahapan ini dibentuk suatu struktur kerja strategis yang luas dan pandangan sistem informasi baru yang jelas yang akan memenuhi kebutuhan-kebutuhan pemakai informasi. Proyek sistem dievaluasi dan dipisahkan berdasarkan prioritasnya. Proyek dengan prioritas tertinggi akan dipilih untuk pengembangan. Penyediaan sumber daya baru dan penyediaan dana untuk pengembangan sistem. Rencana kerja yang matang juga disusun untuk menjalankan tahapan-tahapan lainnya. Hasil dari tahapan ini adalah : Langkah-langkah detail rencana kerja dan penugasan untuk anggota tim.

b. Fase Analisis Sistem (Analyst)
  Dilakukan proses penilaian, identifikasi dan evaluasi komponen dan hubungan timbal-balik yang terkait dalam pengembangan system: definisi masalah, tujuan, kebutuhan, prioritas dan kendala-kendala system,ditambah identifikasi biaya, keuntungan dan estimasi jadwal untuk solusi yang berpotensi.
  Fase analisis sistem adalah fase profesional sistem melakukan kegiatan analisis sistem.
  Laporan yang dihasilkan menyediakan suatu landasan untuk membentuk suatu tim proyek sistem dan memulai fase analisis sistem.
 Tim proyek sistem memperoleh pengertian yang lebih jelas tentang alasan untuk mengembangkan suatu sistem baru.
  Ruang lingkup analisis sistem ditentukan pada fase ini. Profesional sistem mewawancarai calon pemakai dan bekerja dengan pemakai yang bersangkutan untuk mencari penyelesaian masalah dan menentukan kebutuhan pemakai.
  Beberapa aspek sistem yang sedang dikembangkan mungkin tidak diketahui secara penuh pada fase ini, jadi asumsi kritis dibuat untuk memungkinkan berlanjutnya siklus hidup pengembangan sistem.



  Pada akhir fase analisis sistem, laporan analisis sistem disiapkan. Laporan ini berisi penemuan-penemuan dan rekomendasi. Bila laporan ini disetujui,tim proyek sistem siap untuk memulai fase perancangan sistem secara umum. Bila laporan tidak disetujui, tim proyek sistem harus menjalankan analisis tambahan sampai semua peserta setuju.

c. Fase Perancangan Sistem (Design)
1. Fase Perancangan Sistem Secara Umum
 Dibentuk alternatif-alternatif perancangan konseptual untuk pandangan pemakai. Alternatif ini merupakan perluasan kebutuhan pemakai. Alternatif perancangan konseptual memungkinkan manajer dan pemakai untuk memilih rancangan terbaik yang cocok untuk kebutuhan mereka.
 Pada fase ini analis sistem mulai merancang proses dengan mengidentifikasikan laporan-laporan dan output yang akan dihasilkan oleh sistem yang diusulkan. Data masing-masing laporan ditentukan. Biasanya, perancang sistem membuat sketsa form atau tampilan yang mereka harapkan bila sistem telah selesai dibentuk. Sketsa ini dilakukan pada kertas atau pada tampilan komputer.

2. Fase Perancangan Sistem secara Detail
Pada fase ini semua komponen dirancang dan dijelaskan secara detail. Perencanaan output (layout) dirancang untuk semua layar, form-form tertentu dan laporan-laporan yang dicetak. Semua output direview dan disetujui oleh pemakai dan didokumentasikan.
Berdasarkan perancangan output dan input, proses-proses dirancang untuk mengubah input menjadi output. Transaksi-transaksi dicatat dan dimasukkan secara online atau batch. Macam-macam model dikembangkan untuk mengubah data menjadi informasi. Prosedur ditulis untuk membimbing pemakai dan pesonel operasi agar dapat bekerja dengan sistem yang sedang dikembangkan.


Database dirancang untuk menyimpan dan mengakses data. Kendali-kendali yang dibutuhkan untuk melindungi sistem baru dari macam-macam ancaman dan error ditentukan.
Pada akhir fase ini, laporan rancangan sistem secara detail dihasilkan. Laporan ini mungkin berisi beribu-ribu dokumen dengan semua spesifikasi untuk masing-masing rancangan sistem yang terintegrasi menjadi satu kesatuan. Laporan ini dapat juga dijadikan sebagai buku pedoman yang lengkap untuk merancang, membuat kode dan menguji sistem; instalasi peralatan; pelatihan; dan tugas-tugas implementasi lainnya.

d. Fase Evaluasi dan Seleksi Sistem (Evaluation and Selection)
Akhir fase perancangan sistem secara umum menyediakan point utama untuk keputusan investasi. Oleh sebab itu dalam fase evaluasi dan seleksi sistem ini nilai kualitas sistem dan biaya/keuntungan dari laporan dengan proyek system dinilai secara hati-hati dan diuraikan dalam laporan evaluasi dan seleksi sistem.
Jika tak satupun altenatif perancangan konseptual yang dihasilkan pada fase perancangan sistem secara umum terbukti dapat dibenarkan, maka semua altenatif akan dibuang. Biasanya, beberapa alternatif harus terbukti dapat dibenarkan, dan salah satunya dengan nilai tertinggi dipilih untuk pekerjaan akhir. Bila satu alternatif perancangan sudah dipilih, maka akan dibuatkan rekomendasi untuk sistem ini dan dibuatkan jadwal untuk perancangan detailnya.

e. Fase Implementasi Sistem (Implementation)
  Sistem siap untuk dibuat dan diinstalasi.
  Sejumlah tugas harus dikoordinasi dan dilaksanakan untuk implementasi sistem baru.
  laporan implementasi yang dibuat pada fase ini ada dua bagian, yaitu:



1. Rencana implementasi dalam bentuk Gantt Chart atau Program and Evaluation Review Technique (PERT) Chart
2. Penjadwalan proyek dan teknik manajemen. Bagian kedua adalah laporan yang menerangkan tugas penting untuk melaksanakan implementasi sistem, seperti :
         Pengembangan perangkat lunak
         Persiapan lokasi peletakkan sistem
         Instalasi peralatan yang digunakan
         Pengujian Sistem

f. Fase Pemeliharaan Sistem (Maintenance)
Tahap pemeliharaan dilakukan setelah tahap implementasi. Sistem baru yang berjalan digunakan sesuai dengan keperluan organisasi. Selama masa hidupnya, sistem secara periodik akan ditinjau. Perubahan dilakukan jika muncul masalah atau jika ternyata ada kebutuhan baru. Selanjutnya, organisasi akan menggunakan sistem yang telah diperbaiki tersebut. Langkah-langkah pemeliharaan sistem terdiri atas :
1. Penggunaan Sistem, yaitu menggunakan sistem sesuai dengan fungsi tugasnya masing-masing untuk operasi rutin atau sehari-hari.
2. Audit sistem, yaitu melakukan penggunaan dan penelitian formal untuk menentukan seberapa baik sistem baru dapat memenuhi criteria kinerja.
3. Penjagaan sistem, yaitu melakukan pemantauan untuk pemeriksaan rutin sehingga sistem tetap beroperasi dengan baik.
4. Perbaikan sistem, yaitu melakukan perbaikan jika dalam operasi terjadi kesalahan (bug) dalam program atau kelemahan rancangan yang tidak terdeteksi saat pengujian sistem.
5. Peningkatan sistem, yaitu melakukan modifikasi terhadap sistem ketika terdapat potensi peningkatan sistem setelah sistem berjalan beberapa waktu.

Kelebihan dan Kekurangan Metode SDLC
1.Kelebihan :
  Mudah diaplikasikan.
  Memberikan template tentang metode analisis, desain, pengkodean, pengujian, dan pemeliharaan.

2.Kekurangan :
  Jarang sekali proyek riil mengikuti aliran sekuensial yang dianjurkan model karena model ini bisa melakukan itersi tidak langsung.
  Pelanggan sulit untuk menyatakan kebutuhan secara eksplisit sehingga sulit untuk megakomodasi ketidakpastian pada saat awal proyek.
  Pelanggan harus bersikap sabar karena harus menunggu sampai akhir proyrk dilalui. Sebuah kesalahan jika tidak diketahui dari awal akan menjadi masalah besar karena harus mengulang dari awal.
  Pengembang sering malakukan penundaan yang tidak perlu karena anggota tim proyek harus menunggu tim lain untuk melengkapi tugas karena memiliki ketergantungan hal ini menyebabkan penggunaan waktu tidak efesien.

2.               Model Prototyping
Prototyping adalah proses iterative dalam pengembangan sistem dimana requirement diubah ke dalam sistem yang bekerja (working system) yang secara terus menerus diperbaiki melalui kerjasama antara user dan analis. Prototype juga bisa dibangun melalui beberapa tool pengembangan untuk menyederhanakan proses.
Tahapan-tahapan Model Prototyping :
1.Pengumpulan Kebutuhan
Pelanggan dan pengembang bersama-sama mendefinisikan format seluruh perangkat lunak, mengidentifikasikan semua kebutuhan, dan garis besar sistem yang akan dibuat.




2.Membangun Prototyping
Membangun prototyping dengan membuat perancangan sementara yang berfokus pada penyajian kepada pelanggan (misalnya dengan membuat input dan format output).

3. Menggunakan Sistem
Evaluasi ini dilakukan oleh pelanggan apakah prototyping yang sudah dibangun sudah sesuai dengan keinginann pelanggan.

4. Mengkodekan Sistem
Dalam tahap ini prototyping yang sudah di sepakati diterjemahkan ke dalam bahasa pemrograman yang sesuai.

5. Menguji Sistem
Setelah sistem sudah menjadi suatu perangkat lunak yang siap pakai, harus dites dahulu sebelum digunakan. Pengujian ini dilakukan dengan White Box, Black Box, Basis Path, pengujian arsitektur dan lain-lain.

6. Evaluasi Sistem
Pelanggan mengevaluasi apakah sistem yang sudah jadi sudah sesuai dengan yang diharapkan.
7. Evaluasi Protoptyping
Perangkat lunak yang telah diuji dan diterima pelanggan siap untuk digunakan.

Kelebihan dan Kekurangan Metode Prototyping
1.      Kelebihan :
  Prototype melibatkan user dalam analisa dan desain.
  Punya kemampuan menangkap requirement secara konkret.
  Digunakan untuk memperluas SDLC.
2.      Kekurangan :
  Proses analisis dan perancangan terlalu singkat.
  Mengesampingkan alternatif pemecahan masalah.

  Bisanya kurang fleksible dalam mengahdapi perubahan.
  Protitype yang dihasilkan tidak selamanya mudah dirubah dan cepat selesai.

3.     Model RAD (Rapid Application Development)
RAD adalah penggabungan beberapa metode atau teknik terstruktur. RAD menggunakan metode prototyping dan teknik terstruktur lainnya untuk menentukan kebutuhan user dan perancangan sistem informasiselain itu RAD menekankan siklus perkembangan dalam waktu yang singkat (60 sampai 90 hari) dengan pendekatan konstruksi berbasis komponen.
Tahapan-tahapan Model RAD :
1.   Bussiness Modelling
Fase ini untuk mencari aliran informasi  seperti: informasi mengendalikan proses bisnis, di mana informasi digunakan,  siapa yang memprosenya, dan informasi apa yang dimunculkan.
2.   Testing and Turnover
Karena menggunakan kembali komponen yang telah ada, maka akan mengurangi waktu pengujian. Tetapi komponen baru harus diuji dan semua interface harus dilatih secara penuh..
3.   Aplication Generation
Selain menggunakan bahasa pemrograman generasi ketiga, RAD juga memakai komponen program yang telah ada atau menciptakan komponen yang bisa dipakai lagi. Alat-alat baantu bisa dipakai untuk memfasilitasi konstruksi perangkat lunak.
4.   Process Modelling
Aliran informasi pada fase data modelling ditransformasikan untuk mendapatkan aliran informasi yang diperlukan pada implementasi fungsi bisnis. Pemrosesan diciptakan untuk menambah, memodifikasi, menghapus, atu mendapatkan kembali objek data tertentu
5.   Data Modelling
Fase ini menjelaskan objek data yang dibutuhkan dalam proyek. Karakteristik (atribut) masing-masing data diidentifikasikan dan hubungan antar objek didefinisikan.


Kelebihan dan Kekurangan Metode RAD
1.      Kelebihan :
  RAD mengikuti tahapan pengembangan sistem sepeti umumnya, tetapi mempunyai kemampuan untuk menggunakan kembali komponen yang ada (reusable object).
  Setiap fungsi dapat dimodulkan dalam waktu tertentu dan dapat dibicarakan oleh tim RAD yang terpisah dan kemudian diintegrasikan sehingga waktunya lebih efesien.
2.         Kekurangan :
  Tidak cocok untuk proyek skala besar
  Proyek bisa gagal karena waktu yang disepakati tidak dipenuhi.
  Sistem yang tidak bisa dimodularisasi tidak cocok untuk model ini.
  Resiko teknis yang tinggi juga kurang cocok untuk model ini.

4. Model Spiral
Model spiral pada awalnya diusulkan oleh Boehm, adalah model proses perangkat lunak evolusioner yang merangkai sifat iteratif dari prototype dengan cara kontrol dan aspek sistematis model sequensial linier. Model iteratif ditandai dengan tingkah laku yang memungkinkan pengembang mengembangkan versi perangkat lunak yang lebih lengkap secara bertahap.
Tahapan-tahapan Model Spiral :
1.   Komunikasi Pelanggan
Yaitu tugas-tugas untuk membangun komunikasi antara pelanggan dan kebutuhan- kebutuhan yang diinginkan oleh pelanggan.
2. Perencanaan
Yaitu tugas-tugas untuk mendefinisikan sumber daya, ketepatan waktu, dan proyek informasi lain yg berhubungan.
3. Analisis Resiko
Yaitu tugas-tugas yang dibutuhkan untuk menaksir resikomanajemen dan teknis.
4.   Perekayasaan
Yaitu tugas yang dibutuhkan untuk membangun satu atau lebih representasi dari apikasi tersebut.


5.   Konstruksi dan Peluncuran
Yaitu tugas-tugas yang dibutuhkan untuk mengkonstruksi, menguji, memasang, dan memberi pelayanan kepada pemakai.
6.   Evaluasi Pelanggan
Yaitu tugas-tugas untuk mendapatkan umpan balik dari pelanggan.
Kelebihan dan Kekurangan Metode Spiral
1.      Kelebihan :
  Dapat disesuaikan agar perangkat lunak bisa dipakai selama hidup perangkat lunak komputer.
  Lebih cocok untuk pengembangan sistem dan perangkat lunak skala besar
  Pengembang dan pemakai dapat lebih mudah memahami dan bereaksi terhadap resiko setiap tingkat evolusi karena perangkat lunak terus bekerja selama proses
  Menggunakan prototipe sebagai mekanisme pengurangan resiko dan pada setiap keadaan di dalam evolusi produk.
  Tetap mengikuti langkah-langkah dalam siklus kehidupan klasik dan memasukkannya ke dalam kerangka kerja iteratif .
  Membutuhkan pertimbangan langsung terhadp resiko teknis sehingga mengurangi resiko sebelum menjadi permaslahan yang serius.
2.      Kekurangan :
  Sulit untuk menyakinkan pelanggan bahwa pendekatan evolusioner ini bisa dikontrol.
  Memerlukan penaksiran resiko yang masuk akal dan akan menjadi masalah yang serius jika resiko mayor tidak ditemukan dan diatur.
  Butuh waktu lama untuk menerapkan paradigma ini menuju kepastian yang absolute.








5. Object Oriented Technology
Object Oriented Technology merupakan cara pengembangan perangkat lunak berdasarkan abstraksi objek-objek yang ada di dunia nyata. Filosofi Object Oriented sangat luar biasa sepanjang siklus pengenbangan perangkat lunak (perencanaan, analisis, perancangan dan implementasi) sehingga dapat diterapkan pada perancangan sistem secara umum: menyangkut perangkat lunak, perangkat keras dan system secara keseluruhan.
Tahapan-Tahapan Object Oriented Technology
1. Functional Decomposition Methodologies
Metodologi ini menekankan pada pemecahan dari sistem ke dalam subsistem-subsistem yang lebih kecil, sehingga akan lebih mudah untuk dipahami, dirancang dan ditetapkan.Yang termasuk dalam kelompok metodologi ini adalah :
- HIPO (Hierarchy plus Input Process Output)
Stepwise Refinement (SR) atau Iterative Stepwise Refinement (ISR)
Information Hiding
2. Data Oriented Methodologies
Metodologi ini menekankan pada karakteristik dari data yang akan diproses. Dikelompokkan ke dalam dua kelas, yaitu :
1. Data flow oriented methodologies, sistem secara logika dapat digambarkan secara logika dari arus data dan hubungan antar fungsinya di dalam modul-modul di sistem. Yang termasuk dalam metodologi ini adalah :
- SADT (Structured Analysis and Design Techniques)
- Composite Design
- SSAD (Structured System Analysis and Design)
2. Data Structured oriented methodologies, Metodologi ini menekankan struktur dari input dan output di sistem. Yang termasuk dalam metodologi ini adalah :
- JSD (Jackson’s System Development)
- W/O (Warnier/Orr)






3. Prescriptive Methodologies
Yang termasuk dalam metodologi ini adalah :
ISDOS (Information System Design dan Optimization System), merupakan perangkat lunak yang dikembangkan di University of Michigan. Kegunaan dari ISDOS adalah mengotomatisasi proses pengembangan system informasi. ISDOS mempunyai dua komponen, yaitu :
1. PSL (Program Statement Language), merupakan komponen utama dari ISDOS, yaitu suatu bahasa untuk mencatat kebutuhan pemakai dalam bentuk machine readable form. PSL dirancang sehingga output yang dihasilkannya dapat dianalisis oleh PSA. PSL merupakan bahasa untuk menggambarkan sistemnya dan bukan merupakan bahasa pemrograman prosedural.
2. PSA (Program Statement Analyzer) merupakan paket perangkat lunak yang mirip dengan kamus data (data dictionary) dan digunakan untuk mengecek data yang dimasukkan, disimpan, dianalisis dan yang dihasilkan sebagai output laporan.
4.  Model V
Model ini merupakan perluasan dari model waterfall. Disebut sebagai perluasan karena tahap-tahapnya mirip dengan yang terdapat dalam model waterfall. Jika dalam model waterfall proses dijalankan secara linear, maka dalam model V proses dilakukan bercabang.
Tahapan-Tahapan Model V :
1.   Requirement Analysis & Acceptance Testing
Tahap Requirement Analysis sama seperti yang terdapat dalam model waterfall. Keluaran dari tahap ini adalah dokumentasi kebutuhan pengguna. Acceptance Testing merupakan tahap yang akan mengkaji apakah dokumentasi yang dihasilkan tersebut dapat diterima oleh para pengguna atau tidak
2.   System Design & System Testing
Dalam tahap ini analis sistem mulai merancang sistem dengan mengacu pada dokumentasi kebutuhan pengguna yang sudah dibuat pada tahap sebelumnya. Keluaran dari tahap ini adalah spesifikasi software yang meliputi organisasi sistem secara umum, struktur data, dan yang lain.

Selain itu tahap ini juga menghasilkan contoh tampilan window dan juga dokumentasi teknik yang lain seperti Entity Diagram dan Data Dictionary.
3.   Architecture Design & Integration Testing
Sering juga disebut High Level Design. Dasar dari pemilihan arsitektur yang akan digunakan berdasar kepada beberapa hal seperti: pemakaian kembali tiap modul, ketergantungan tabel dalam basis data, hubungan antar interface, detail teknologi yang dipakai.
4.   Module Design & Unit Testing
Sering juga disebut sebagai Low Level Design. Perancangan dipecah menjadi modul-modul yang lebih kecil. Setiap modul tersebut diberi penjelasan yang cukup untuk memudahkan programmer melakukan coding. Tahap ini menghasilkan spesifikasi program seperti: fungsi dan logika tiap modul, pesan kesalahan, proses input-output untuk tiap modul, dan lain-lain.
5.   Coding
Dalam tahap ini dilakukan pemrograman terhadap setiap modul yang sudah dibentuk.
Kelebihan dan Kekurangan
1.      Kelebihan :
  V Model sangat fleksibel. V Model mendukung project tailoring dan penambahan dan penguranganmethod dan tool secara dinamik. Akibatnya sangat mudah untuk melakukan tailoring pada V Model agar sesuai dengan suatu proyek tertentu dan sangat mudah untuk menambahkan method dan toolbaru atau menghilangkan method dan tool yang dianggap sudah obsolete.
  V Model dikembangkan dan di-maintain oleh publik. User dari V Model berpartisipasi dalamchange control board yang memproses semua change request terhadap V Model.
2.      Kekurangan :
  V Model adalah model yang project oriented sehingga hanya bisa digunakan sekali dalam suatu proyek.





Penggunaan
V Model digunakan dalam proyek teknologi informasi di negara Jerman. Hal ini berlaku terutama untuk proyek teknologi informasi pada pada sektor pertahanan negara Jerman. Selain itu, V Model juga digunakan oleh software developer negara Jerman untuk proyek teknologi informasi lain.

5. Metode End-user Development
Disini pengembangan dilakukan langsung oleh end-user. Keterlibatan langsung end-user sangat menguntungkan, karena memahami benar bagaimana sistem bekerja. Artinya tahap analisis sistem dapat dilakukan lebih cepat. Kelemahan adalah pada pengendalian mutu dan kecenderungan tumbuhnya “privatesistem informasi. Integrasi dengan sistem yang lain menjadi sulit.
Tahapan-tahapan EUD :
1.   Tahap inisasi (initiation)
Yaitu tahap dimana organisasi(perusahaan) mulai pertama kali mngenal teknologi informasi.
2.   Tahap ketularan (contagion)
Yaitu tahap diamana organisasi (perusahaan) sudah mulai banyak yang menggunakan teknologi informasi meskipun ini dilakukan atau tidak terlalu mempertimbangkan untung ruginya dari penggunaan teknologi informasi ini.
3.   Tahap kendali (control)
Pada tahap ini organisasi (perusahaa) sudah mulai selektif di dalam penggunaan teknologi informasi. Ada hal yang dijadikan pertimbangan sebelum memutuskan penggunaan teknolgi informasi seperti pertimbangan untung rugi.
4.   Tahap matang (mature)
Pada tahap ini organisasi (perusahaan) menggunakan teknologi informasi tidak hanya mempertimbangakan keuntungan (benfit) yang akan didapatkan serta berapa biaya (cost) yang harus dikeluarkan tetapi lebih dari itu bagaimana teknologi informasi yang digunakan dapat dijadikan sebagai alat keunggulan di dalam bersaing.




Kelebihan dan Kekurangan Metode End-User Development
1.   Kelebihan :
  Dapat menghindari permasalahan kemacetan di departemen sistem informasi.
  Kebutuhan pemakai sistem dapat lebih terpenuhi karena dapat dikembangkan sendiri oleh pemakai.
  Menambah atau meningkatkan partisifasi aktif pemakai dalam proses pengembangan sistemnya sehingga akan ada kepuasan sendiri dari pemakai sistem.
  Dapat menambah kualitas pemahaman pemakai terhadap aplikasi yang dikembangkan serta teknollogi yang digunakan dalam sistem.
2.   Kekurangan :
  Karena pemakai sistem harus mengembangkan aplikasinya sendiri, maka dalam hal ini pemakai sekaligus pengembang sistem dituntut untuk memiliki pemahaman mengenai teknologi informasi (computer literacy) serta pemahaman tentang pengembangan sistem infomasi.
  End user computing memiliki resiko dapat menggangu bahkan merusak sistem informasi di luar yang dikembangkan oleh pemakai sistem.
  End user computing pasti akan berhadapan dengan maslah kemampuan teknis pemakai sekaligus pengembang sistem.

6.  Metode Outsourcing
Outsourcing merupakan salah satu metode pengelolaan teknologi informasi dengan cara memindahkan pengelolaannya pada pihak lain, yang tujuan akhirnya adalah efektivitas dan efisiensi kerja. Metode ini seringkali juga disamakan dengan metode lain seperti : sub kontrak, supplier, proyek atau istilah lain yang berbeda-beda dilapangan, namun pada dasarnya adalah sama, yaitu pemindahan layanan kepada pihak lain.
Kelebihan dan Kekurangan Metode Outsourcing
1.   Kelebihan :
  Manajemen TI yang lebih baik, TI dikelola oleh pihak luar yang telah berpengalaman dalam bidangnya, dengan prosedur dan standar operasi yang terus menerus dikembangkan.
  Fleksibiltas untuk meresponse perubahan TI yang cepat, perubahan arsitektur TI berikut sumberdayanya lebih mudah dilakukan.

  Akses pada pakar TI yang lebih baik.
  Fokus pada inti bisnis, perusahaan tidak perlu memikirkan bagaimana sistem TI-nya bekerja.
2.   Kekurangan :
  Terdapat kekhawatiran tentang keamanan sistem informasi karena adanya peluang penyalahgunaan sistem informasi oleh vendor, misalnya pembajakan atau pembocoran informasi perusahaan
  Ada peluang sistem informasi yang dikembangkan tidak sesuai dengan kebutuhan perusahaan dikarenakan vendor tidak memahami kebutuhan sistem dalam perusahaan tersebut.
  ransfer knowledge terbatas karena pengembangan sistem informasi sepenuhnya dilakukan oleh vendor.
  Relatif sulit melakukan perbaikan dan pengembangan sistem informasi karena pengembangan perangkat lunak dilakukan oleh vendor, sedangkan perusahaan umumnya hanya terlibat sampai rancangan kebutuhan sistem.
  Dapat terjadi ketergantungan kepada konsultan.
  Resiko tidak kembalinya investasi yang telah dikeluarkan apabila terjadi ketidakcocokan sistem informasi yang dikembangkan.


2.8     Pendekatan Pengembangan Sistem Informasi
Terdapat beberapa pendekatan untuk mengembangkan sistem, yaitu Pendekatan Klasik, Pendekatan Terstruktur, Pendekatan Dari Bawah Ke Atas, Pendekatan Dari Atas Ke Bawah.
1.   Pendekatan Klasik
Pendekatan Klasik (classical approach) disebut juga dengan Pendekatan Tradisional (traditional approach) atau Pendekatan Konvensional (conventional approach). Metodologi Pendekatan Klasik mengembangkan sistem dengan mengikuti tahapan-tahapan pada System Life Cycle. Pendekatan ini menekankan bahwa pengembangan akan berhasil bila mengikuti tahapan pada System Life Cycle.

Permasalahan-permasalahan yang dapat timbul pada Pendekatan Klasik adalah sebagai berikut  :
1.      Pengembangan perangkat lunak akan menjadi sulit
Pendekatan klasik kurang memberikan alat-alat dan teknik-teknik di dalam      mengembangkan sistem dan sebagai akibatnya proses pengembangan     perangkat lunak menjadi tidak terarah dan sulit untuk dikerjakan oleh     pemrogram. Lain halnya dengan pendekatan terstruktur yang memberikan alat-alat seperti diagram arus data (data flow diagram), kamus data (data dictionary), tabel keputusan (decision table). diagram IPO, bagan terstruktur (structured chart) dan lain sebagainya yang memungkinkan pengembangan perangkat lunak lebih terarah berdasarkan alat-alat dan teknik-teknik tersebut.
2.      Biaya perawatan atau pemeliharaan sistem akan menjadi mahal
Mahalnya biaya perawatan pada pendekatan sistem klasik disebabkan karena dokumentasi sistem yang dikembangkan kurang lengkap dan kurang terstruktur. Dokumentasi ini merupakan hasil dari alat-alat dan teknik -teknik yang digunakan. Karena pendekatan klasik kurang didukung oleh alat-alat dan teknik-teknik, maka dokumentasi menjadi tidak lengkap dan walaupun ada tetapi strukturnya kurang jelas, sehingga pada waktu pemeliharaan sistem menjadi kesulitan.
3.      Kemungkinan kesalahan sistem besar
Pendekatan klasik tidak menyediakan kepada analis sistem cara untuk melakukan pengetesan sistem, sehingga kemungkinan  kesalahan-kesalahan sistem akan menjadi lebih besar.
4.      Keberhasilan sistem kurang terjamin
Penekanan  dari pendekatan  klasik adalah  kerja dari personil-personil pengembang sistem, bukan pada pemakai sistem, padahal sekarang sudah disadari bahwa dukungan dan pemahaman dari pemakai sistem terhadap sistem yang sedang dikembangkan merupakan hal yang vital untuk keberhasilan proyek pengembangan sistem pada akhirnya.


Mulai awal tahun 1970 muncul suatu pendekatan baru disebut dengan Pendekatan Terstruktur. Pendekatan ini pada dasarnya mencoba menyediakan kepada analis sistem dengan  alat-alat dan teknik-teknik untuk mengembangkan sistem disamping tetap mengikuti ide dari system life cycle.
2.   Pendekatan Terstruktur
Pendekatan terstruktur dilengkapi dengan alat-alat (tools) dan teknik-teknik (techniques) yang dibutuhkan dalam pengembangan sistem, sehingga hasil akhir dari sistem yang dikembangkan akan didapatkan sistem yang strukturnya didefinisikan dengan baik dan jelas. Beberapa metodologi pengembangan sistem yang terstruktur telah banyak yang diperkenalkan baik dalam buku-buku, maupun oleh perusahaan-perusahaan konsultan pengembang sistem.  Metodologi ini memperkenalkan penggunaan alat-alat dan teknik-teknik untuk mengembangkan sistem yang terstruktur.
Konsep pengembangan sistem terstruktur bukan merupakan konsep yang baru.  Teknik perakitan di pabrik-pabrik dan perancangan sirkuit untuk alat-alat elektronik adalah dua contoh baru konsep ini yang banyak digunakan di industri-industri. Konsep ini memang relatif masih baru digunakan dalam mengembangkan sistem informasi untuk dihasilkan produk sistem yang memuaskan pemakainya.
Melalui pendekatan terstruktur, permasalahan-permasalahan yang kompleks dalam organisasi dapat dipecahkan dan hasil dari sistem akan mudah untuk dipelihara, fleksibel, lebih memuaskan pemakainya, mempunyai dokumentasi yang baik, tepat pada waktunya, sesuai dengan anggaran biayanya, dapat meningkatkan produktifitas dan kualitasnya akan lebih baik  (bebas kesalahan).          

3.      Pendekatan dari Bawah ke Atas
Pendekatan ini dimulai dari level bawah organisasi, yaitu level operasional dimana transaksi dilakukan. Pendekatan ini dimulai dari perumusan kebutuhan-kebutuhan untuk menangani transaksi dan naik ke level atas dengan merumuskan kebutuhan informasi berdasarkan transaksi tersebut. Pendekatan ini ciri-ciri dari pendekatan klasik. Pendekatan dari bawah ke atas bila digunakan pada tahap analisis sistem disebut juga dengan istilah data analysis, karena yang menjadi tekanan adalah data yang akan diolah terlebih dahulu, informasi yang akan dihasilkan menyusul mengikuti datanya. (Jogiyanto : 6 : 58).


4.      Pendekatan dari Atas ke Bawah
Pendekatan Dari Atas Ke Bawah (Top-down Approach)  dimulai dari level atas organisasi, yaitu level perencanaan strategi. Pendekatan ini dimulai dengan mendefinisikan sasaran dan kebijaksanaan organisasi. Langkah selanjutnya dari pendekatan ini adalah dilakukannya analisis kebutuhan informasi. Setelah kebutuhan informasi ditentukan, maka proses turun ke pemrosesan transaksi, yaitu penentuan output, input, basis data, prosedur-prosedur operasi dan kontrol. Pendekatan ini juga merupakan ciri-ciri pendekatan terstruktur. Pendekatan atas-turun bila digunakan pada tahap analis sistem disebut juga dengan istilah decision analysis, karena yang menjadi tekanan adalah informasi yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan oleh manajemen terlebih dahulu, kemudian data yang perlu diolah didefinisikan menyusul mengikuti informasi yang dibutuhkan. ( Jogiyanto :  6   :  58).

2.9  Kelebihan dan Kekurangan Pengembangan Sistem Informasi Secara Umum
Teknologi sistem informasi memampukan perusahaan untuk membangun sumber informasi strategis sehingga mendapat kesempatan dalam keuntungan strategis. Hal ini berarti memperoleh perangkat keras dan perangkat lunak, mengembangkan jaringan telekomunikasi, menyewa spesialis sistem informasi, dan melatih end users. Sistem informasi ini memungkinkan perusahaan untuk membuat basis informasi strategis yang dapat menyediakan informasi untuk mendukung strategi bersaing perusahaan.
Informasi ini merupakan aset yang sangat berharga dalam meningkatkan operasi yang efisien dan manajemen yang efektif dari perusahaan. Sebagai contoh, banyak usaha yang menggunakan informasi berbasis komputer tentang konsumen mereka untuk membantu merancang kampanye pemasaran untuk menjual produk baru kepada konsumen dalam skala besar maupun kecil.
Kelebihan Sistem nformasi :
1. Dapat memberikan informasi-informasi secara tepat dan cepat kepada semua khayalak.
2. Dapat mempermudah masyarakat dalam memperoleh data-data yang di perlukannya.
3. Data-data yang di dapatkan bisa menjadi referensi.
4. Dapat menambah wawasan kepada masyarakat umum.
5. Setiap detik informasi dapat di perbaharui dan akurat.
6. Dapat belajar lebih hemat dengan sistem informasi tanpa harus keluar rumah.


Kekurangan Sistem Informasi :
1. Mempermudahnya terjadinya plagiat.
2. Membuat seseorang kurang berinteraksi dengan lingkungan.
3. Membuat seseorang menjadi ketergantungan.
4. Hal-hal yang tradisional menjadi di tinggalkan karena kemajuan sistem informasi dan kemajuan zaman.

2.10    Alat dalam Pengembangan Sistem Informasi
Alat-alat perancangan menolong profesional sistem untuk membentuk struktur sistem yang akan memenuhi kebutuhan pemakai selama aktivitas analisis. Alat-alat perancangan sistem yang digunakan adalah :
Spesifikasi proses untuk menjelaskan bagaimana data ditransformasikan menjadi informasi, seperti Pseudocode, Structure english, dan Tabel keputusan.
Hierachy Plus Input, Process, Output (HIPO) untuk merepresentasikan hirarki modul-modul program tidak termasuk dokumentasi interface antar modul.
Structure chart untuk merepresentasikan hirarki modul-modul program termasuk dokumentasi interface antar modul.
Diagram Warnier-Orr (W/O) untuk merepresentasikan struktur program dari gambaran umum sampai detail.
Diagram Jackson untuk merepresentasikan struktur program.
Beberapa alat berbentuk grafik yang sifatnya umum, yaitu dapat digunakan disemua metodologi yang ada. Alat-alat ini berupa suatu bagan, diantaranya :
1.  Bagan untuk menggambarkan aktivitas (activity charting) :
     a. Bagan alir sistem (System Flowchart)
     b. Bagan alir program (Program Flowchart)
         - Bagan alir logika program (Program logic Flowchart)

- Bagan alir program komputer (Detailed computer program Flowchart)
c. Bagan alir kerta kerja (Paperwork Flowchart) atau disebut juga Bagan alir formulir.
d. Bagan alir hubungan database (Database relationship Flowchart)
e. Bagan alir proses (Process Flowchart)
f. Gant chart
2.  Bagan untuk menggambarkan tata letak (Layout charting)
3. Bagan untuk menggambarkan hubungan personil (Personal relationship charting) :
a.       Bagan distribusi kerja (Working distribution chart)
b.      Bagan organisasi (Organization chart)

2.11    Teknik Pengembangan Sistem Informasi
Teknik yang digunakan untuk pengembangan sistem diantaranya :
1) Teknik Manajemen Proyek
Teknik manajemen proyek, yaitu CPM (Critical Path Method) dan PERT (Program Evaluation and Review Technique). Teknik ini digunakan untuk  penjadwalan proyek.
2) Teknik untuk Menemukan Fakta
Teknik untuk menemukan fakta (Fact finding technique), yaitu teknik yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data dan menemukan fakta-fakta dalam kegiatan mempelajari sistem yang ada. Teknik ini diantaranya adalah : 
-    Wawancara (Interview)
-    Persiapan yang dilakukan :
-      buat janji pertemuan
-      pastikan orang yang akan diwawancarai
-      pokok permasalahan

-    Pada saat wawancara yang perlu diperhatikan :
-       Siapa yang akan diwawancarai
-       Pokok permasalahan
-       Tanggapan
-       Kapan akan bertemu kembali
-    Observasi (Observation)        
-    Daftar pertanyaan (Questionaires)
-    Pengumpulan Sampel (Sampling)

3) Teknik Analisis/ Biaya
              Teknik analisis biaya/manfaat (Cost Effectiveness Analysis atau Cost  Benefit Analysis) adalah suatu teknik yang digunakan untuk menghitung biaya yang berhubungan dengan pengembangan sistem informasi seperti ;
- biaya pengadaan
- biaya persiapan
- biaya proyek
- biaya operasi
serta manfaat yang didapat dari sistem informasi seperti ;
- manfaat mengurangi biaya
- manfaat mengurangi kesalahan
- manfaat meningkatkan kecepatan aktivitas
- manfaat meningkatkan perencanaan dan pengendalian manajemen  

4) Teknik untuk Menjalankan Rapat
     Tujuan dari rapat dalam pengembangan sistem diantaranya adalah untuk ;
-                mendefinisikan masalah
-                mengumpulkan ide-ide
-                memecahkan permasalahan-permasalahan
-                menyelesaikan konflik-konflik yang terjadi
-                menganalisis kemajuan proyek

-                mengumpulkan data atau fakta
-                perundingan-perundingan

      Tahapan pelaksanaan kegiatan ;
-                merencanakan rapat
-                menjalankan rapat
-                menindaklanjuti hasil rapat

5) Teknik Inspeksi/ Walkthrough
Proses dari analisis dan desain sistem harus diawasi. Di dalam pengawasan ini dapat dilakukan dengan cara memverifikasi hasil dari setiap tahap pengembangan sistem. Verifikasi  hasil kerja secara formal disebut dengan Inspeksi (inspection) sedangkan yang tidak formal disebut Walkthrough

2.12          Hambatan pengembangan Sistem Informasi

Sistem yang baik merupakan salah satu hal yang mendukung jalannya suatu perusahaan. Karena itu Pengembangan sistem harus dilakukan agar sistem berkembang menjadi lebih baik dan mengikuti perkembangan jaman. Tetapi dalam proses pengembangan sistem tidak jarang terdapat beberapa faktor yang menjadi hambatan dan diantaranya adalah :

1. Faktor SDM ( Sumber Daya Manusia )
Sumber Daya Manusia yang baik merupakan salah satu hal yang dibutuhkan agar proses pengembangan sistem pun berjalan dengan baik. Namun pada kenyataannya tidak semua SDM pada suatu perusahaan merupakan SDM yang bisa untuk membantu proses pengembangan sistem mengingat pada riwayat pendidikannya yang kurang tinggi. Hal tesebut tentunya akan menghambat proses pengembangan sistem dan dibutuhkan tenaga ahli yang mengerti tentang sistem yang akan dikembangkan untuk mengajarkan pada SDM lainnya yang kurang mengerti walaupun hal tersebut akan membutuhkan waktu.


2. Faktor Teknologi
Proses pengembangan sistem harus didukung oleh teknologi yang baik. Jika teknologi yang ada kurang baik, maka hal tersebut akan dapat menghambat proses pengembangan sistem. Seperti yang diketahui perkembangan teknologi sangat pesat, maka dari itu suatu perusahaan yang ingin pengembangan sistemnya berjalan dengan baik seharusnya melakukan upgrade (pembaruan) terhadap teknologi – teknologi yang ada.
3. Faktor Infrastruktur
Infrastruktur yang memadai tentunya akan membantu proses pengembangan sistem namun sebaliknya jika infrastruktur yang ada kurang memadai pun akan menghambat pengembangan sistem itu sendiri. Karena tentunya infrastruktur yang kurang memadai tidak dapat digunakan secara optimal yang menyebabkan proses pengembangan sistem menjadi terhambat.
4. Faktor Cost (Biaya)
Faktor Cost (Biaya) merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap proses pengembangan sistem. Ketiga Faktor diatas (SDM, Teknologi, dan Infrastruktur) sangat bergantung pada ada atau tidaknya biaya untuk menunjang faktor – faktor tersebut. Jika biaya yang dimiliki suatu perusahaan cukup untuk menunjang faktor – faktor yang mendukung proses pengembangan sistem maka pengembangan sistem pun akan berjalan dengan baik namun sebaliknya jika biaya yang dimiliki suatu perusahaan tidak cukup, tentunya hal tersebut akan menghambat proses pengembangan sistem itu sendiri.

2.13       Peranan Pengembangan Sistem Informasi
Penerapan sistem informasi akan berjalan apabila adanya keterpaduan dari masing-masing peranan utama sistem informasi tersebut. Pada bagian dibawah ini, akan dibahas lebih mendalam mengenai tiga peranan sistem informasi. Adapun peranan-peranan tersebut adalah :
1. Sistem Informasi untuk Operasi Bisnis
Sistem Informasi Operasi memproses data yang berasal dari dan yang digunakan dalam kegiatan usaha. Peranan sistem informasi untuk operasi bisnis adalah untuk memproses transaksi bisnis, mengontrol proses industrial, dan mendukung komunikasi serta produktivitas kantor secara efisien. Secara garis besar Operasi Bisnis terdiri dari 3 macam yakni:


Transaction Processing Systems
Transaction processing systems (TPS) berkembang dari sistem informasi manual untuk sistem proses data dengan bantuan mesin menjadi sistem proses data elektronik (electronic data processing systems). TPS mencatat dan memproses data hasil dari transaksi bisnis, seperti penjualan, pembelian, dan perubahan persediaan. TPS menghasilkan berbagai informasi produk untuk penggunaan internal maupun eksternal. Sebagai contoh, TPS membuat pernyataan konsumen, cek gaji karyawan, kuitansi penjualan, order pembelian, formulir pajak dan rekening keuangan. TPS juga memperbaharui database yang digunakan perusahaan.
Process Control Systems
Sistem informasi operasi secara rutin membuat keputusan yang mengendalikan proses operasional, seperti keputusan pengendalian produksi. Hal ini melibatkan process control systems (PCS) yang keputusannya mengatur proses produksi fisik yang secara otomatis dibuat oleh komputer.
• Office Automation Systems
Office automation systems (OAS) mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan mengirim data dan informasi dalam bentuk komunikasi kantor elektronik. Contoh dari office automation (OA) adalah word processing, surat elektronik (electronic mail),teleconferencing, dan lain-lain.
2. Sistem Informasi untuk Pengambilan Keputusan Manajemen.
Sistem informasi manajemen atau SIM (management information system) adalah sistem informasi yang dirancang untuk menyediakan informasi akurat, tepat waktu, dan relevan yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan oleh para manajer. Konsep SIM sangat penting untuk sistem informasi yang efektif dan efisien oleh karena:
• Menekankan pada orientasi manajemen (management orientation) dari pemrosesan informasi pada bisnis yang bertujuan mendukung pengambilan keputusan manajemen (management decision making).
• Menekankan bahwa kerangka sistem (system framework) harus digunakan untuk mengatur penggunaan sistem informasi. Penggunaan sistem informasi pada bisnis harus dilihat sebagai suatu integrasi dan berhubungan, tidak sebagai proses yang berdiri sendiri.


Secara garis besar SIM terdiri dari 3 macam yakni:
Information Reporting Systems
Information reporting systems (IRS) menyediakan informasi produk bagi manajerialend users untuk membantu mereka dalam pengambilan keputusan dari hari ke hari. Akses data IRS berisi informasi tentang operasi internal yang telah diproses sebelumnya oleh transaction processing systems. Informasi produk memberi gambaran dan laporan yang dapat dilengkapi (1) berdasarkan permintaan, (2) secara periodik, atau (3) ketika terjadi situasi pengecualian. Sebagai contoh, manajer penjualan dapat menerima laporan analisa penjualan setiap minggunya untuk mengevaluasi hasil penjualan produk.
• Decision Support Systems
Decision support systems (DSS) merupakan kemajuan dari information reporting systems dan transaction processing systems. DSS adalah interaktif, sistem informasi berbasis komputer yang menggunakan model keputusan dan database khusus untuk membantu proses pengambilan keputusan bagi manajerial end users. Sebagai contoh, program kertas kerja elektronik memudahkan manajerial end user menerima respon secara interaktif untuk peramalan penjualan atau keuntungan.
Executive Information Systems
Executive information systems (EIS) adalah tipe SIM yang sesuai untuk kebutuhan informasi strategis bagi manajemen atas. Tujuan dari sistem informasi eksekutif berbasis komputer adalah menyediakan akses yang mudah dan cepat untuk informasi selektif tentang faktor-faktor kunci dalam menjalankan tujuan strategis perusahaan bagi manajemen atas.
3. Sistem Informasi untuk Keuntungan Strategis
Sistem informasi dapat memainkan peran yang besar dalam mendukung tujuan strategis dari sebuah perusahaan. Sebuah perusahaan dapat bertahan dan sukses dalam waktu lama jika perusahaan itu sukses membangun strategi untuk melawan kekuatan persaingan yang berupa : (1) persaingan dari para pesaing yang berada di industri yang sama, (2) ancaman dari perusahaan baru, (3) ancaman dari produk pengganti, (4) kekuatan tawar-menawar dari konsumen, dan (5) kekuatan tawar-menawar dari pemasok. Kelima faktor tersebut merupakan hal-hal yang harus diperhatikan dalam membangun upaya peamsaran yang mengarah kepada competitive advantage strategies.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pengembangan sistem merupakan penyusunan suatu sistem yang baru untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang telah ada. Pada pelaksanaan pengembangan, ada beberapa parameter yang menjadi acuan dalam pengembangan sistem informasi yaitu: Kekuatan (Strenghts), Kelemahan (Weakness), Peluang (Opportunities), Ancaman (Threats). Tujuan Pengembangan Sistem Informasi :  Memecahkan permasalahan-permasalahan, Meraih kesempatan-kesempatan, Memenuhi instruksi yang diberikan. Tahapan Pengembangan Sistem Informasi : Tahap Perencanan, Tahap Analisis, Tahap Desain, Tahap Penerapan, Tahap Perawatan.
Prinsip pengembangan sistem : Sistem yang dikembangkan adalah untuk manajemen, sistem yang dikembangkan adalah  investasi modal yang besar, sistem yang dikembangkan memerlukan orang yang terdidik, tahapan kerja dan tugas-tugas yang baru dilakukan dalam proses pengembangan sistem, proses pengembangan sistem tidak harus urut, jangan takut membatalkan proyek, dokumentasi harus ada untuk pedoman dalam pengembangan sistem.
Metode Pengembangan Sistem Informasi : Metode System Development Life Cycle (SDLC), Model Prototyping, Model RAD (Rapid Application Development), Model Spiral, Object Oriented Technology, Model V, Metode End-user Development, Metode Outsourcing. Terdapat beberapa pendekatan untuk mengembangkan sistem, yaitu Pendekatan Klasik, Pendekatan Terstruktur, Pendekatan Dari Bawah Ke Atas, Pendekatan Dari Atas Ke Bawah.


Kelebihan Sistem informasi : Dapat memberikan informasi-informasi secara tepat dan cepat kepada semua khayalak, Dapat mempermudah masyarakat dalam memperoleh data-data yang di perlukannya, Data-data yang di dapatkan bisa menjadi referensi, Dapat menambah wawasan kepada masyarakat umum, Setiap detik informasi dapat di perbaharui dan akurat, Dapat belajar lebih hemat dengan sistem informasi tanpa harus keluar rumah. Kekurangan Sistem Informasi : Mempermudahnya terjadinya plagiat, Membuat seseorang kurang berinteraksi dengan lingkungan, Membuat seseorang menjadi ketergantungan, Hal-hal yang tradisional menjadi di tinggalkan karena kemajuan sistem informasi dan kemajuan zaman.
Alat-alat perancangan sistem yang digunakan adalah : Spesifikasi proses; Hierachy Plus Input, Process, Output (HIPO); Structure chart ; Diagram Warnier-Orr (W/O); Diagram Jackson. Teknik yang digunakan untuk pengembangan sistem diantaranya : Teknik Manajemen Proyek, Teknik untuk Menemukan Fakta, Teknik Analisis/ Biaya, Teknik untuk Menjalankan Rapat, Teknik Inspeksi/ Walkthrough.
Tetapi dalam proses pengembangan sistem tidak jarang terdapat beberapa faktor yang menjadi hambatan dan diantaranya adalah : Faktor SDM ( Sumber Daya Manusia ), Faktor Teknologi, Faktor Infrastruktur, Faktor Cost (Biaya). Penerapan sistem informasi akan berjalan apabila adanya keterpaduan dari masing-masing peranan utama sistem informasi tersebut. Pada bagian dibawah ini, akan dibahas lebih mendalam mengenai tiga peranan sistem informasi. Adapun peranan-peranan tersebut adalah :
Sistem Informasi untuk Operasi Bisnis, Sistem Informasi untuk Pengambilan Keputusan Manajemen. Sistem Informasi untuk Keuntungan Strategis.




3.2 Saran
Dengan makalah ini kami berharap kita senantiasa menjunjung tinggi, serta mempelajari lebih mendalam terutama tentang pengembangan sistem komputerisasi. Agar kita mengetahui seberapa besar ilmu kita terhadap berbagai aspek di bidang komputer.



















DAFTAR PUSTAKA

· David, Fred R., 2006. Manajemen Strategis. Edisi Sepuluh, Penerbit Salemba Empat, Jakarta
·   Jogiyanto, 2005, Sistem Informasi Strategik untuk Keunggulan Kompetitif, Penerbit Andi Offset, Yogyakarta.
· Rangkuti, Freddy. (2006). Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_informasiØpengembangan-sistem-informasi-antara-insourcing-outsourcing-dan-cosourcing/Ø



Tidak ada komentar:

Posting Komentar