Kamis, 18 Juni 2015

Resensi Novel

RESENSI NOVEL
DIAJUKAN UNTUK TUGAS B. INDONESIA


images1.jpg

DISUSUN OLEH :
FITRIANI YULIANTI
KELAS :
XII IPA 3

SMA NEGERI 4 BOGOR
2013

RESENSI NOVEL

images.jpg
1.      Identitas Buku
a.       Judul Buku : Fairish
b.      Pengarang : Esti Kinasih
c.        Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
d.      Tahun Terbit : 2004
e.       Tebal Buku : 20 cm
f.       Jumlah Halaman : 310 halaman
g.      Jenis Buku : Fiksi Remaja
h.      Harga Buku : -

2.      Sinopsis
             Fairish adalah wanita biasa, mungil, dan tidak popular di sekolah. Awal permasalahan yang menjadi inti cerita pada novel ini mulai tampak pada saat SMU Palagan, sekolah Irish kedatangan seorang siswa baru pindahan dari kota kecil di pinggiran Jakarta, bernama Davidio Daniel Dharmawan atau yang biasa dipanggil Davi. Seketika itu pula, Davi yang merupakan seorang pria yang sempurna mulai menarik simpati wanita-wanita yang ada di kelas itu. Tetapi ia tetap menanggapi itu semua dengan dingin. Ternyata tidak semua wanita di kelas itu menaruh simpati padanya. Irish-lah satu-satunya wanita yang tidak terlalu berminat untuk mengikuti seperti teman-temannya yang lain. Mungkin hal itu memang karena sifat Irish-lah yang tidak terlalu peduli.
             Lain Irish, lain pula Davi. Justru dengan sikap Irish yang seperti itu membuat Davi suka padanya. Awalnya, ia hanya ingin duduk bersebelahan saja dengan Irish agar ia tidak terlalu merasa terganggu mengingat sikap Irish yang tidak terlalu peduli akan kehadirannya di kelas itu. Tapi, Davi mulai merasa ada kecocokan dengannya, sampai-sampai ia mulai menceritakan latar belakang kepindahannya dari sekolah yang sebelumnya.
             Keputusan untuk pindah Davi lakukan untuk menghilangkan kenangan masa lalunya yang pahit dan terus menyiksanya. Di sekolah sebelumnya, Davi pernah mempunyai pacar yang bernama Meilani. Tapi, hubungan mereka tidak berlangsung lama. Meilani meninggal saat sepeda motor yang dikendarai Davi untuk memboncengnya mengalami kecelakaan. Keluarga Meilani tidak bias terima akan kejadian tersebut. Dari sinilah Davi mulai berjanji tidak mau berurusan lagi yang namanya wanita. Davi memang terkenal kasar pada wanita.
             Untuk menghindari masalah tersebut, Davi pun meminta pada Irish untuk berpura-pura menjadi pacarnya. Sebenarnya Irish ingin menolak permintaan Davi tersebut. Walaupun Irish adalah wanita yang tidak terlalu peduli, ia tetap menyadari bahwa Davi adalah sosok yang bias memikathatinya, dan karena rasa ibanya padanya, Irish pun menerima permintaan Davi. Berderkatan dengan pria tampan tidak seterusnya terasa indah, serperti itulah yang dirasakan Irish.
             Setelah ia mulai memainkan perannya sebagai pacar pura-pura Davi, Irish mulai dimusuhi oleh wanita-wanita lain yang menaruh simpati pada Davi. Selain itu, Irish juga harus menahan perasaan sukanya pada Davi yang mulai tumbuh karena seringnya mereka bersama.
             Perasaan itu mulai bisa ditekan ketika di sekolah Irish kedatangan siswa baru lagi yang bernama Alfa. Alfa yang terkenal kampungan dan periang itu selalu menganggu hubungan Davi dengan Irish untuk menarik simpati Irish padanya. Alfa pun berhasil, karena memang hubungan Irish dengan Davi hanyalah pura-pura. Davi tak bisa menolak keinginan Irish untuk selalu bersama Alfa, walaupun Davi sendiri mulai ada rasa suka pada Irish.
             Menarik simpati Irish bukanlah tujuan Alfa yang sebenarnya. Alfa adalah sepupu Meilani yang tidak bisa menerima perbuatan Davi yang mengakibatkan kepergian Meilani. Mendekati Irish hanyalah sebagai suatu siasat untuk memulai urusannya dengan Davi, meskipun pada akhirnya Alfa juga mengakui bahwa ia mulai suka pada Irish sejak ia sering bersama.
             Davi memang bersalah, tapi tidak sepantasnya ia dipermainkan seperti itu, apalagi jika ada sangkut-pautnya dengan perasaan. Davi mulai mengumpulkan keberaniannya untuk mengungkapkan semua rasa yang ada di hatinya pada Irish. Pada akhirnya Davi menyatakan perasaan cintanya itu pada Irish di puncak pegunungan tempat kenangan Davi dengan Meilani. Dan Irish-pun mengiyakannya karena memang sebenarnya dia mencintai Davi apa adanya.

Kelebihan Buku : Buku ini sangat menarik untuk dibaca para remaja, karena menceritakan indahnya masa-masa SMA.
Kekurangan Buku : Buku ini menggunakan bahasa campuran, jadi banyak yang kurang di mengerti oleh pembaca.
Unsur Intrinsik
·         Tema : Masa SMA
·         Alur : Maju Mundur Maju
·         Latar : Tempat : Di kelas, Lapangan / Gor Basket, di rumah Fairish, Kebun Teh.
                       Waktu : Pagi hari, malam hari, sore hari.
                       Susana : Menyenangkan, kaget, mengharukan.
·      Tokoh dan Penokohan :  Fairish : Wanita mungil, baik hati, penasaran, sederhana.
                                              Davi : Tidak peduli, penasaran, perhatian.
                                              Metha : Jahat, sirik, tidak mau menerima keadaan.
                                              Alfa : Pendendam, riang, baik hati.
                                              Wulan : Tidak tahu malu.
                                              Viorish : Senang bercanda.
                                              Udin : Baik hati.
                                              Vaya : Baik hati.
                                              Sagara : Baik hati.
                                             Daniar : Jahat, sirik.
·      Gaya Bahasa : Menggunakan bahasa campuran (baku dan tidak baku)
·      Sudut Pandang : Orang kedua
·      Amanat : Bila orang lain mendapatkan hal yang di inginkan oleh kita, kita tidak boleh sirik atau pun sampai berbuat jahat. Perlu usaha untuk mendapat yang kita inginkan. Dan dengan usaha semuanya akan tercapai. Jangan menjadi orang pendendam.


Unsur Ekstrinsik :
·         Nilai Moral :
Di dalam novel ini memiliki banyak sifat-sifat yang tergambar menunjukan rasa kesetiaan terhadap teman, saling membantu sesama teman, menyelesaikan secara bersama-sama. Tetap sabar dalam menjalani hal apa pun, meskipun menyakiti hati tetap bersabar dalam menjalani hal apa pun.
·         Nilai Sosial :
Ditinjau dari nilai sosialnya, novel ini begitu kaya akan nilai sosial. Hal ini dibuktikan rasa setia kawan yang begitu tinggi. Masing-masing saling mendukung dan membantu antara satu dengan yang lain dalam mewujudkan impian-impian.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar